Newestindonesia.co.id, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lesu pada perdagangan Rabu pagi, (18/6/2025). Rupiah turun 13 poin atau 0,08% menjadi 16.303 per dolar AS dari sebelumnya 16.290.
Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menilai efek dari perang Iran Israel masih menjadi sentimen pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Kita lihat pagi ini indeks dolar AS bergerak lebih tinggi dibandingkan kemarin, 98,77 versus 98,20. Ini efek dari konflik perang Iran Israel yang belum berhenti dan AS yang mulai mengintervensi membantu Israel,” kata dia, seperti dikutip dari Antara.
Sementara itu, pasar juga menantikan hasil rapat moneter Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan lebih dovish atau mendukung pelonggaran ke depan. Alasan ini didasari kondisi bahwa ekonomi AS mengalami tekanan, sehingga para pelaku pasar berekspektasi demikian.
“Kalau ini terjadi, dolar AS malah bisa tertekan,” tutur Ariston.
Menimbang faktor tersebut, dolar AS berpotensi takkan bergerak terlalu kuat hari ini terhadap rupiah karena ada sentimen The Fed yang bisa menahan penguatan dolar AS.
“Potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.300, dengan support di kisaran Rp16.250,” ujar Aris.
Untuk sentimen domestik, dia perkirakan keputusan suku bunga acuan (BI Rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) terkait suku bunga acuan (BI-Rate) yang dijadwalkan hari ini, Rabu, 18 Juni 2025 akan tetap.
“Apalagi sekarang ada perang baru, (sehingga kecil kemungkinan suku bunga dipangkas),” ujar dia.
Editor: DAW
