Newestindonesia.co.id, Amerika Serikat (AS) resmi menyerang Iran dengan menargetkan situs-situs nuklir negara Islam tersebut. Itu diumumkan Presiden AS Donald Trump, Minggu (22/6/2025).
“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat berhasil di tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat sekarang berada di luar wilayah udara Iran,” tulis Trump di Truth Social seperti dikutip melalui Sindo News.
“Muatan penuh bom dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat. Selamat kepada prajurit Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan ini,” lanjut dia.
“SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini,” imbuh posting-an Trump.
Sementara itu, menurut CNN, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan sekitar 70 warga Amerika dievakuasi melalui udara dari Tel Aviv ke Athena pada hari Sabtu.
Sedangkan media-media Iran menyebutkan bahwa sistem pertahanan udara Iran mencegat objek bermusuhan di kota Qom, sebelah selatan ibu kota Teheran. Ledakan juga terdengar di Teheran timur dan di kota Tabriz.
Sistem pertahanan udara diaktifkan di Ibu Kota Iran, Teheran. Sebelumnya, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengumumkan keberhasilan penargetan 14 situs militer dan industri strategis Israel di wilayah pendudukan dalam semalam.
Menurut IRGC, ini menandai gelombang ke-18 Operasi True Promise III pada Sabtu hingga Minggu dini hari sebagai salah satu operasi rudal dan pesawat nirawak paling inovatif dan efektif dalam sejarah terkini.
Juru bicara IRGC Brigadir Jenderal Ali-Mohammad Naini menyatakan pada hari Minggu (22/6/2025) bahwa serangan tersebut telah “menghancurkan keseimbangan” mesin perang entitas Zionis.
Dia memperingatkan bahwa gelombang serangan yang terus-menerus akan melumpuhkan pertahanan udara Israel.
“Operasi tersebut mengerahkan rudal Qadr jarak jauh dan kawanan pesawat nirawak kamikaze ofensif terhadap target bernilai tinggi di Haifa dan Tel Aviv,” kata Naini, sebagaimana dikutip dari Tehran Times.
Menara Sail di pusat Haifa—yang menampung Laboratorium AI12 milik militer Israel dan kontraktor perangkat lunak penting untuk Kementerian Perang—mendapat serangan langsung, yang meruntuhkan bagian-bagian bangunan yang dirancang untuk mendukung kemampuan perang teknologi rezim Zionis.
Target lain yang dikonfirmasi termasuk Pembangkit Listrik Hadera, Kilang Minyak Haifa, Pangkalan Udara Uda (markas komando siber), zona industri semikonduktor Kiryat Gat, dan Pusat Sistem Pertahanan Canggih Rafael—pusat pengembangan rudal.
Naini menekankan kecerdikan taktis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam “pemilihan rudal, penentuan prioritas target, dan sistem panduan”, yang memungkinkan penetrasi pertahanan udara berlapis-lapis milik rezim Israel.
Gelombang ke-19, yang sudah berlangsung pada dini hari Minggu, melibatkan skuadron besar pesawat nirawak kamikaze yang menyerang target dari Galilea utara hingga gurun Negev.
Pendekatan bertahap ini, katanya, bertujuan untuk menguras habis dan membingungkan sistem pencegat rudal rezim Zionis. “Sehingga membuat mereka tidak mampu memprediksi serangan berikutnya,” paparnya.
Operasi Iran ini memperluas tindakan pembelaan dirinya sebagai respons terhadap agresi Israel yang tidak beralasan, yang dimulai pada 13 Juni dan telah mengakibatkan kematian pejabat militer, ilmuwan nuklir, dan lebih dari 430 warga Iran, dengan 3.500 lainnya terluka—sebagian besar wanita dan anak-anak—menurut data dari Kementerian Kesehatan.
Editor: DAW
