Newestindonesia.co.id, Mahasiswa Universitas Udayana (Unud) berinisial TAS (22) meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unud, Denpasar, Bali, Rabu (15/10/2025). TAS merupakan mahasiswa semester VII Program Studi Sosiologi.
Salah satu petugas kebersihan yang enggan disebut namanya menyebut korban memiliki kebiasaan menyakiti diri sendiri. TAS dikabarkan sering membenturkan kepala ke tembok saat frustrasi atau sakit hati.
“Dia sering benturin kepala ke tembok kalau ada pendapat dia yang dianggap salah waktu diskusi sama dosen,” bunyi pesan yang beredar di grup mahasiswa, seperti dikutip melalui detikBali (17/10).
Dugaan bahwa korban mengalami gangguan kesehatan mental juga diperkuat oleh pesan berantai di kalangan mahasiswa yang menyebut perilaku tersebut telah berlangsung lama. TAS disebut beberapa kali berupaya melompat dari gedung sebelum kejadian nahas itu.
Polresta Denpasar Sebut Lompat Dari Lantai Empat
Dilansir melalui detikBali, Polresta Denpasar memastikan TAS melompat dari lantai empat gedung FISIP, bukan lantai dua seperti kabar sebelumnya.
Kasi Humas Polresta Denpasar Kompol I Ketut Sukadi mengatakan, berdasarkan keterangan saksi mahasiswa berinisial NKGA, korban terlihat panik sebelum kejadian.
“Kurang lebih 15 menit kemudian datang korban dari arah pintu lift, dengan posisi menggendong tas ransel dan memakai baju putih. Terlihat seperti orang panik dan seperti melihat-lihat situasi sekitar kampus,” ujar Sukadi, Kamis (16/10/2025) malam.
Beberapa saat kemudian, TAS melompat dari lantai empat dan jatuh di depan lobi gedung. Mahasiswa serta petugas keamanan kampus langsung mengevakuasi korban ke RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar.
Humas RSUP Prof IGNG Ngoerah, I Dewa Ketut Kresna, membenarkan korban dirujuk ke rumah sakit pada pukul 09.44 Wita. “Jatuh dari ketinggian. Sudah di kamar jenazah,” ujarnya.
Korban sempat mendapat perawatan medis, namun nyawanya tak tertolong. TAS mengalami patah pada lengan, paha, dan tulang panggul. Ia dinyatakan meninggal pada pukul 13.03 Wita akibat pendarahan internal.
Bullying Di Grup Mahasiswa
Setelah kematian TAS, tangkapan layar percakapan grup mahasiswa beredar di media sosial. Ironisnya, sejumlah mahasiswa justru melontarkan komentar mengejek terhadap korban.
Dalam unggahan yang beredar, mahasiswa lintas fakultas-seperti FISIP, FKP, dan Kedokteran-terlihat menertawakan kematian TAS dan membandingkan fisiknya dengan konten kreator Kekeyi.
Sikap itu menuai kecaman luas dari mahasiswa Unud lainnya dan warganet yang menilai tindakan tersebut tidak berempati.
Beberapa mahasiswa yang memberi komentar bernada ejekan bahkan disebut aktif di organisasi kemahasiswaan.
Kampus Beri Sanksi
Pihak Fakultas FISIP Unud menjatuhkan sanksi pendidikan terhadap mahasiswa yang diduga terlibat dalam aksi bullying. Wakil Dekan III FISIP Unud, I Made Anom Wiranata, menyampaikan sanksi tersebut dalam sidang organisasi mahasiswa (ormawa) yang digelar oleh DPM FISIP.
“Tadi saya sudah sampaikan kepada kaprodi. Saya akan menulis surat kepada yang bersangkutan agar diberikan sanksi pengurangan nilai softskill dan itu hanya terbatas pada satu semester,” ujar Anom dalam siaran langsung Instagram @dpmfisipunud, Kamis (16/10/2025).
Ia menambahkan mahasiswa yang disanksi dapat kembali mengikuti perkuliahan seperti biasa di semester berikutnya. Anom juga menyarankan agar mereka membuat surat pernyataan dan video klarifikasi permintaan maaf.
“Membuat surat pernyataan, mengakui itu. Karena buktinya terlalu otentik ada screenshotnya. Untuk memperbaiki situasi,” ujarnya.
Anom menegaskan sanksi itu bukan bentuk pembalasan, melainkan pembinaan. “Sanksi ini bukanlah ekspresi kebencian kami sebagai seorang pimpinan. Kami ini seorang guru, tugasnya mendidik,” katanya.
Humas Universitas Udayana, Dewi Pascarani, menyebut pihak kampus juga tengah melakukan koordinasi internal dan rapat dengan pihak terkait.
“Saat ini Fakultas (FISIP) sedang mendalami permasalahan ini. Dekanat telah mengadakan rapat kaprodi terkait, sore ini akan ada rapat dengan oknum mahasiswa tersebut,” ujarnya.
Editor: DAW
