Connect with us

Hi, what are you looking for?

Newest Indonesia

Tech

Steam Jadi Sorotan Karena Disebut Monopoli Di Pasar Game PC

Foto: GettyImages/SOPA Images / Contributor

Newestindonesia.co.id, Dominasi Steam di pasar game PC kini kembali jadi sorotan. Meski secara hukum belum bisa disebut monopoli, banyak pengembang game mulai merasa terlalu bergantung pada platform milik Valve itu.

Dalam sebuah survei terhadap lebih dari 300 eksekutif dari perusahaan game besar di Amerika Serikat dan Inggris, 72% responden menganggap Steam sudah mendekati bentuk monopoli di pasar game PC.

Bahkan 88% di antaranya mengaku tiga perempat pendapatan mereka berasal dari Steam, sementara 37% mengatakan hingga 90% omzetnya bergantung pada platform tersebut, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Kamis (6/11/2025).

Steam memang menjadi raksasa tak tertandingi di dunia distribusi digital game PC. Platform ini baru saja mencetak rekor dengan lebih dari 41 juta pengguna aktif secara bersamaan, angka yang belum bisa dikejar oleh pesaing mana pun.

Sejumlah penerbit besar seperti EA, Ubisoft, hingga Microsoft sempat mencoba menarik game mereka dari Steam dan menjualnya lewat toko digital sendiri, tapi langkah itu gagal menarik pemain. Banyak gamer menganggap pengalaman bermain dan fitur komunitas Steam — mulai dari review, modding, hingga sistem refund — sudah terlalu kuat untuk ditinggalkan.

Meski begitu, Valve belum sepenuhnya menguasai pasar. Beberapa pesaing seperti Epic Games Store dan Windows Store mencoba menarik pengguna lewat strategi agresif: memberikan game gratis setiap minggu, sistem berlangganan seperti Game Pass, dan potongan komisi penjualan lebih rendah. Sementara itu, GOG dan itch.io masih bertahan dengan fokus di game indie dan retro.

Namun, bayang-bayang monopoli tetap menghantui. Steam sebelumnya pernah digugat secara antitrust oleh Wolfire Games, yang menuding Valve memanfaatkan posisi dominannya untuk mengatur harga dan menekan developer. Salah satu sorotannya adalah potongan pendapatan 30% yang dianggap terlalu besar, serta dugaan adanya tekanan agar developer tidak menjual lebih murah di toko lain.

Baca juga:  Selamat Tinggal! Windows Bakal Segera Hapus 'Blue Screen' Setelah Hampir 40 Tahun

Survei yang dilakukan oleh Atomik Research untuk Rokky itu juga menyoroti kekhawatiran lain di industri game PC. Sekitar 40% responden menilai meningkatnya popularitas game free-to-play seperti Fortnite, DOTA 2, Counter-Strike 2, dan Roblox menjadi tantangan tersendiri bagi publisher berbayar.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sementara sepertiga responden lainnya menyoroti masalah kejenuhan pasar dan sulitnya membuat game baru terlihat oleh pemain. Dengan ribuan judul baru muncul di Steam tiap tahun, banyak game berpotensi tenggelam tanpa pernah mendapat sorotan.

Editor: DAW

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Editor Picks

Business

Newestindonesia.co.id, Bank Mandiri merayakan ulang tahun ke-27 pada Kamis (2/10/2025) dengan mengusung tema Sinergi Majukan Negeri”. Perayaan ulang tahun Bank Mandiri dikemas dalam program bertajuk “HUT...

Health

Newestindonesia.co.id, Cuaca panas yang kerap melanda berbagai wilayah dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan tubuh, khususnya pada kulit. Paparan sinar matahari yang terik berpotensi memicu...

Regional

Newestindonesia.co.id, Chasandra Thenu, Seorang selebgram berasal dari Ambon, Provinsi Maluku diterpa isu bahwa diduga video syurnya bocor di media sosial bersama mantan pacarnya yang...

National

Newestindonesia.co.id, Sebuah perusahaan bernama PT. Eklanku Indonesia Cemerlang yang menaungi usaha berupa aplikasi pada smartphone seperti OTU Chat, GoWist, Oway, PayKu. Namun pada era...

Advertisement