Newestindonesia.co.id, Thailand baru-baru ini mengumumkan adanya lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19. Kemunculan varian XEC diyakini menjadi penyebab merebaknya kasus Covid-19 di Thailand.
Dikutip dari Bangkok Post, Rabu (21/5/2025), Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mengatakan, varian XEC diklaim dapat merebak hingga tujuh kali lipat dari flu biasa. Klaim itu didukung oleh dokter dari Fakulktas Kedokteran Universitas Chulalongkorn, Teera Woratanarat.
Teera mengatakan, varian XEC sudah hadir di Thailand selama Januari dan Februari, serta menyebar hampir tujuh kali lebih cepat dibandingkan flu.
Lonjakan kasus dalam sepekan
Dilansir melalui Kompas, Pusat Informasi Covid-19 Thailand membeberkan bahwa pada 1 Januari sampai 14 Mei 2025, total ada 71.067 kasus infeksi dan 19 kematian. Hingga Rabu (21/5/2025), kasus Covid-19 di Thailand menjadi 108.891 dengan 27 kematian.
Artinya terjadi pertambahan hampir 30.000 kasus Covid-19 di Thailand dalam sepekan. Menteri Kesehatan (Menkes) Thailand, Somsak Thepsutin mengatakan, pihaknya mengalihkan sumber daya dan tenaga untuk melindungi kelompok rentan, seperti lansia dan orang dengan komorbid.
Selain itu, Somsak juga mewaspadai penyebaran Covid-19 varian XEC di lingkungan sekolah. Sebab, anak-anak sudah terkena dampak virus ini.
Teera menambahkan, Covid-19 masih menjadi penyakit menular paling umum di semua kelompok usia, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia. Untuk mencegah penyebaran, pemerintah Kota Bangkok telah meminta sekolah-sekolah untuk mengawasi potensi klaster infeksi di kalangan siswa.
Gejala Covid-19 varian XEC
Dikutip dari BBC (18/9/2024), Direktur Scripps Research Translational Institute, di California, Eric Topol mengatakan, penyebaran Covid-19 varian XEC baru saja dimulai dan berpotensi menimbulkan gelombang infeksi.
“Itu akan memakan waktu berminggu-minggu, beberapa bulan, sebelum benar-benar terjadi dan mulai menimbulkan gelombang,” ujarnya.
Menurut dia, butuh waktu berbulan-bulan bagi varian XEC untuk mencapai level penularan yang tinggi.
Adapun gejala dari pasien yang terinfeksi Covid-19 varian XEC, yakni:
- Demam atau suhu tubuh tinggi
- Muncul rasa sakit
- Kelelahan
- Batuk atau sakit tenggorokan.
Kebanyakan orang merasa lebih baik dalam beberapa minggu setelah infeksi. Namun, butuh waktu lebih lama untuk benar-benar sembuh. Pihak berwenang telah mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati, memantau gejala, rutin mencuci tangan, dan memakai masker saat di tempat ramai.
Varian XEC merupakan galur rekombinan Omicron yang baru muncul dan pertama kali diidentifikasi di Jerman pada Juni 2024. Varian ini merupakan gabungan dari dua subvarian, yaitu KS.1.1 (FLiRT) dan KP.3.3 (FLuQE).
XEC membawa beberapa mutasi yang memungkinkan penularan lebih cepat dan kini telah terdeteksi di sedikitnya 15 negara di Eropa, Amerika Utara, dan Asia.
Editor: DAW
