Connect with us

Hi, what are you looking for?

Newest Indonesia

Regional

Banjir Bandang Sumatera, 2.798 Sekolah Rusak Hingga 208 Ribu Siswa-19 Ribu Guru Terdampak

Mendikdasmen saat mengunjungi peserta didik korban bencana Sumatera. Foto: BKHM Kemendikdasmen

Newestindonesia.co.id, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) beberkan data terbaru terkait dampak banjir bandang yang menimpa wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Per 7 Desember 2025, sebanyak 2.798 satuan pendidikan rusak dengan tingkat yang beragam.

Selain itu, sebanyak 208 ribu siswa dan 19 ribu guru serta tenaga kependidikan (tendik) menjadi korban terdampak secara langsung. Melihat keadaan ini, Kemendikdasmen menegaskan tiga kebutuhan utama dalam proses pemulihan pasca bencana.

“Yaitu penyediaan ruang kelas darurat, perlengkapan belajar bagi siswa, serta layanan dukungan psikososial untuk mempercepat kesiapan peserta didik mengikuti pembelajaran dalam situasi darurat,” kata Menteri Mu’ti, dikutip melalui detikEdu.

Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Senin (8/12/2025) dikutip dari kanal YouTube Komisi X DPR RI Channel.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Bantuan Disalurkan Secara Berjenjang

Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyebut saat ini sejumlah bantuan langsung telah disalurkan ke provinsi terdampak. Total bantuan yang dikucurkan sebesar Rp 21,1 miliar untuk berbagai hal.

Dari mendukung pelaksanaan pembelajaran darurat, penyediaan tenda kelas, pengadaan perlengkapan belajar, kegiatan dukungan psikososial, serta distribusi logistik pendidikan di area terdampak.

Hingga saat ini, sudah ada 4 tenda ruang kelas darurat yang terpasang di Kota Padang dan Agam Provinsi Sumatera Barat. Kemendikdasmen juga tengah melakukan pengiriman tenda lainnya sebanyak 24 ke Aceh, 25 ke Sumut, dan 25 ke Sumbar.

Terkait paket perlengkapan belajar siswa (school kit), Kemendikdasmen menyediakan 10 ribu paket school kit, 700 family kit, dan 2 ribu sepatu. Sebanyak 1.500 paket masing-masing sudah terdistribusi ke Sumbar (Agam, Kota Padang, dan Kota Padang Panjang) serta Sumut (Tapanuli Utara, Sibolga, Tapanuli Tengah, dan Humbang Hasundutan).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Di Sumatra Barat, Kemendikdasmen juga sudah menyalurkan bantuan operasional tanggap darurat senilai Rp 5,7 miliar dan Rp293 juta santunan bagi guru, tendik, dan peserta didik korban meninggal dan luka berat.

Baca juga:  Duh! Dokter Spesialis Di Luwu Lecehkan Pasien Wanita 17 Tahun, Modusnya Kenalan Dan Beri Cokelat

“Di Aceh, bantuan Rp560 juta diberikan kepada tiga kabupaten yang terdampak yaitu Pidie, Pidie Jaya, dan Bireun. Sementara itu, di Sumatera Utara, Rp220 juta telah disalurkan untuk mendukung pemulihan di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan,” papar Menteri Mu’ti.

Pelaksanaan Pembelajaran Darurat Dimulai 8 Desember

Dari sisi kebijakan pembelajaran, Sekum PP Muhammadiyah itu menyebut ada 52 Kabupaten-Kota yang terdampak dan mengalami gangguan pembelajaran dengan komposisi yang berbeda-beda. Di Aceh, sebanyak 15 Kabupaten-Kota belum dapat melaksanakan pembelajaran, sementara 3 lainnya sudah mulai membuka sekolah secara bertahap.

Di Sumatera Utara, terdapat 2 daerah yang belum dapat melaksanakan pembelajaran, dan 2 yang baru dapat melaksanakan sebagian pembelajaran. Sedangkan, di Sumatera Barat, sebagian besar sudah dapat melaksanakan pembelajaran, kecuali 93 sekolah di Kabupaten Agam yang masih berfokus pada pemulihan sampai tanggal 22 Desember 2025.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Untuk itu, mulai 8 Desember 2025, kami mengarahkan pelaksanaan pembelajaran darurat melalui berbagai pendekatan, termasuk pendirian ruang kelas sementara, penempatan siswa ke sekolah sekitar yang tidak terdampak, pengaktifan jadwal pembelajaran fleksibel, serta penggunaan modul pembelajaran kedaruratan,” jelasnya.

Kemendikdasmen juga melakukan pendampingan pada guru dan relawan pendidikan guna membantu proses pembelajaran di tenda-tenda darurat. Lalu bagaimana dengan kurikulumnya?

Terkait kurikulum, guru besar UIN Jakarta itu menyebut ada kebijakan sementara terkait penanggulangan dampak bencana untuk satuan pendidikan. Pada kebijakan itu dijabarkan tentang fase kurikulum dalam fase tanggap darurat.

“Kita sudah ada kebijakan tentang penanggulangan dampak bencana untuk satuan pendidikan, tentang fase kurikulum dalam fase tanggap darurat untuk tiga bulan, 3 sampai 12 bulan, dan untuk 1 sampai 3 tahun, sudah ada skenario kurikulumnya yang sudah kami siapkan,” tandas Menteri Mu’ti.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Editor: DAW

Baca juga:  Ramai Warga Desak Pemindahan Tiang Listrik Di Cengkareng, Pemerintah Diminta Peka Demi Keselamatan

Advertisement. Scroll to continue reading.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Editor Picks

Business

Newestindonesia.co.id, Bank Mandiri merayakan ulang tahun ke-27 pada Kamis (2/10/2025) dengan mengusung tema Sinergi Majukan Negeri”. Perayaan ulang tahun Bank Mandiri dikemas dalam program bertajuk “HUT...

Regional

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengatakan, Mau sampai kiamat tinggal dua hari pun mafia tanah tidak akan bisa diatasi....

Health

Newestindonesia.co.id, Cuaca panas yang kerap melanda berbagai wilayah dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan tubuh, khususnya pada kulit. Paparan sinar matahari yang terik berpotensi memicu...

Celebrity

Newestindonesia.co.id, MSbreewc, nama asli Bree Wales Covington, lahir pada 1 Februari 2001 di Singapura (meskipun lahir di Jakarta dan besar berpindah-pindah, beberapa bio menyebut...

Advertisement