Newestindonesia.co.id, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengusulkan tunjangan hingga Rp 30 juta untuk dokter spesialis yang bertugas di daerah terpencil. Usul itu, kata Budi, telah diajukan ke Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Budi, tunjangan tersebut ditujukan bagi dokter spesialis yang bekerja di kabupaten/kota tertinggal, terpencil, dan kepulauan.
“Mudah-mudahan segera Pak Presiden akan menyetujui,” kata Budi di Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 14 Juni 2025, seperti dikutip melalui Tempo.
Budi menyebut Indonesia saat ini kekurangan dokter-dokter spesialis di daerah terpencil. Dengan tunjangan hingga Rp 30 juta, Budi berharap dokter spesialis bisa mendapat insentif untuk bekerja di tempat-tempat yang tenaga kesehatannya belum mencukupi kebutuhan masyarakat.
Budi mengatakan tunjangan tersebut akan diberikan kepada tujuh jenis dokter spesialis. Mereka adalah dokter spesialis penyakit dalam, anak, anestesi, obstetri dan ginekologi atau obgin, bedah, patologi klinik, serta dokter program KJSU (kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi). Ketujuhnya, kata Budi, merupakan jenis dokter spesialis dasar.
Selain itu, Budi juga mempertimbangkan pemberian tunjangan bagi dokter gigi di daerah terpencil. Sebab, kata dia, belum semua daerah di Indonesia memiliki akses terhadap dokter gigi. Padahal, masalah gigi dan mulut masih menjadi salah satu penyakit paling prevalen di masyarakat Indonesia.
Budi berjanji akan berupaya mewujudkan tunjangan untuk dokter gigi di daerah terpencil jika tunjangan dokter spesialis berhasil dilaksanakan. “Mungkin enggak Rp 30 juta, mungkin Rp 10 atau Rp 15 juta,” ujar dia.
Sebelumnya, Budi Gunadi sempat menyampaikan keinginan Presiden Prabowo Subianto untuk membuka sedikitnya 66 rumah sakit di daerah tertinggal, terdepan, dan terluat (3T). Beberapa di antara daerah terpencil itu adalah Pulau Nias, Taliabu, Kolaka, Konawe Utara, pedalaman Sumba, dan pedalaman Flores.
Namun, jumlah dokter spesialis di Indonesia masih jauh dari total kebutuhan sehingga alternatifnya adalah melatih dokter umum agar bisa melakukan operasi.
“Jadi yang saya minta adalah untuk ratusan daerah yang tidak memiliki dokter spesialis, tolong dokter umumnya dilengkapi kompetensi yang sifatnya menyelamatkan nyawa,” ujar Budi saat ditemui di Kompleks DPR/MPR/DPD pada Rabu, 14 Mei 2025.
Budi bercerita gagasan itu muncul karena dirinya kerap mendapat banyak laporan dari dokter-dokter umum di daerah. Mereka mengadu tidak bisa mengambil tindakan apapun ketika melihat ibu hamil yang hendak melahirkan, bahkan ketika hampir meninggal.
Editor: DAW
