Newestindonesia.co.id, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa Indonesia dengan Singapura sudah mulai menemukan titik terang untuk mencapai kesepakatan soal ekspor listrik bersih dalam waktu dekat.
“Tidak lama lagi, sudah mulai ada tanda-tanda cahaya kesepakatan. Sekarang sudah sama-sama mulai insyaf (sadar). Kita sadar, mereka sadar. Sudah sama-sama baik,” ucap Bahlil dalam konferensi pers RUPTL PLN 2025–2034 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, dikutip melalui Antara.
Dia menyampaikan bahwa saat ini, timnya sedang melakukan negosiasi soal ekspor listrik bersih ke Singapura.
Kalau pun Indonesia akan mengekspor listrik ke Singapura, Menteri ESDM mempertanyakan apa yang akan diterima oleh Indonesia dari Singapura sebagai timbal baliknya agar kerja sama ekspor listrik bersih jadi sama-sama menguntungkan.
“Jadi, kalau negara lain mau berbagi dengan kita, tuangkan perjanjiannya, apa yang mau mereka berikan,” kata Bahlil.
Ia menyatakan bahwa Indonesia tidak mau menjadi negara yang diintervensi oleh negara lain, termasuk soal kerja sama ekspor listrik bersih.
Indonesia, lanjut dia, menginginkan kerja sama yang saling menguntungkan. Misalkan, untuk infrastruktur pembangkit listrik yang produknya akan diekspor ke Singapura, Bahlil meminta Singapura untuk membangun komponennya di Indonesia.
“Jadi tidak bisa impor peralatannya, baru dibangun di dalam negeri. Komponennya harus dibangun di dalam negeri,” ucapnya.
Ketika masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia siap mengekspor elektrifikasi hijau yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura dengan besaran 2-3 gigawatt.
Luhut telah melakukan negosiasi dengan Pemerintah Singapura, serta menyatakan perjanjian kerja sama perdagangan internasional itu sudah ditandatangani.
Eks Dubes Singapura tersebut mengatakan, transaksi penjualan listrik EBT yang dilakukan kepada Singapura tersebut sudah memperhitungkan kebutuhan elektrifikasi dalam negeri, sehingga tidak membebani kelistrikan nasional.
Akan tetapi, Bahlil masih menahan ekspor listrik dari RI ke Singapura dengan alasan kepentingan nasional. Terkait hal tersebut, Luhut menyampaikan kerja sama ekspor listrik ke Singapura sudah sangat memperhatikan kepentingan nasional Indonesia.
“Kita juga sangat memperhatikan kepentingan nasional kita,” kata Luhut.
Editor: DAW
