newestindonesia.id, Gas air mata sering banget muncul di berita akhir-akhir ini, terutama pas demo-demo besar di Indonesia, apalagi lagi ramai banget kan demo dan aksi dimana-mana.
Meski dianggap senjata non-mematikan, jangan salah, gas air mata bisa bikin masalah serius buat kesehatan. Artikel ini dibuat buat kasih penjelasan kenapa gas air mata nggak boleh diremehkan, apalagi di tengah aksi demo yang sering memanas belakangan ini.
Gas air mata, yang biasanya pakai bahan kimia kayak chlorobenzylidene malononitrile (CS) atau chloroacetophenone (CN), dirancang buat bikin orang kocar-kacir dengan efek perih di mata, sesak napas, dan iritasi kulit. Menurut Journal of Clinical Medicine (2020), paparan gas ini bisa bikin mata merah, gatal, sampe penglihatan kabur. Nggak cuma itu, efek ke pernapasan bisa bikin batuk, dada sesak, bahkan rasa kayak dicekik. Di tengah demo yang lagi panas, kayak di depan DPR atau invasi ke UNISBA baru-baru ini, gas air mata bikin situasi makin chaos karena orang panik.
Yang bikin ngeri, gas air mata bisa jauh lebih bahaya buat orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu. Frontiers in Public Health (2021) bilang anak-anak, lansia, atau penderita asma dan penyakit paru rentan banget alami gejala berat, bahkan sampe gagal napas.
Tragedi Kanjuruhan 2022 jadi contoh nyata, di mana gas air mata yang ditembakkan di ruang tertutup bikin kepanikan dan korban jiwa. Dengan demo-demo akhir-akhir ini yang sering ricuh, penting banget buat paham risiko ini biar nggak lengah.
Parahnya lagi, gas air mata yang kadaluarsa ternyata bisa lebih toksik. Penelitian dari Simón Bolívar University (2014) nemuin bahwa gas kadaluarsa bisa berubah jadi senyawa beracun kayak sianida atau fosgen, yang bikin luka bakar atau gangguan serius.
Di Indonesia, kasus penggunaan gas kadaluarsa pernah terjadi di Kanjuruhan dan demo mahasiswa 2019. Artikel ini mau ngingetin bahwa di tengah aksi massa yang lagi marak, risiko gas air mata, apalagi yang nggak sesuai standar, nggak boleh dianggap enteng.
Tapi, tenang, ada cara buat ngurangin dampak kalau kejebak di situasi kena gas air mata. Menurut Journal of Clinical Medicine (2020), langkah pertama adalah menjauh dari sumber gas, cari udara segar, dan bilas mata sama kulit dengan air bersih selama 10-15 menit.
Jangan gosok mata, apalagi pake odol, soalnya malah bikin iritasi tambah parah. Bawa masker atau kacamata pelindung juga bisa bantu. Dengan demo-demo yang masih sengit belakangan ini, persiapan kayak gini penting banget.
Intinya, gas air mata bukan cuma bikin perih sesaat, tapi bisa bikin masalah serius, apalagi di situasi demo yang lagi sering terjadi. Kalau ikut aksi atau kebetulan lewat di dekat demo, jangan lupa lindungi diri dan tahu cara tangani paparan. Yuk, stay safe dan tetep kritis di tengah hiruk-pikuk aksi massa!
Sumber: Journal of Clinical Medicine (2020), Frontiers in Public Health (2021).
Penulis dan Editor: Narendra R. (narenstar_)
