Connect with us

Hi, what are you looking for?

Newest Indonesia

Health

Dokter Di China Bingung Wanita Muda Alami Orgasme Beberapa Kali Sehari, Tak Bisa Jalani Hidup Normal

Ilustrasi, iStock/sirawit99

Newestindonesia.co.id, Dokter di China dibuat bingung oleh kasus seorang wanita muda yang mengalami orgasme tak terkendali beberapa kali sehari. Kondisi ini membuat perempuan berusia 20 tahun tersebut berada dalam keadaan gairah seksual terus-menerus, dan tak bisa menjalani hidup normal.

“Gejala gairah seksual ditandai oleh pengalaman orgasme yang berulang dan spontan,” tulis Jing Yan dan Dafang Ouyang dari Rumah Sakit Peking University Sixth di Beijing, dalam sebuah studi kasus yang diterbitkan di AME Case Reports, Seperti dikutip melalui detikHealth (11/8).

Selama lima tahun, perempuan yang tidak disebutkan namanya ini mengalami kondisi tersebut tanpa adanya rangsangan seksual. Hal ini membuat para ahli menduga ia mengalami Persistent Genital Arousal Disorder (PGAD), atau gangguan gairah genital persisten.

Bukan Kenikmatan tapi Penderitaan Tiada Henti
Meskipun terdengar seperti pengalaman yang menyenangkan, kenikmatan yang terus-menerus justru bisa menjadi penderitaan. PGAD dapat menyebabkan “gangguan signifikan pada kesejahteraan psikososial dan fungsi sehari-hari,” demikian menurut laporan studi tersebut.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Ini juga yang terjadi pada sang pasien. Ia dilaporkan mengalami tekanan batin yang luar biasa dan tidak dapat bersekolah, bekerja, atau menjalin hubungan. Kondisinya memburuk hingga ia hampir tidak bisa menjelaskan gejalanya tanpa terganggu oleh orgasme.

Gejala Awal

Gejala ini pertama kali muncul saat ia berusia 14 tahun, awalnya berupa sensasi “listrik” di perut yang disertai kontraksi panggul mirip orgasme. Pada saat yang sama, ia juga menunjukkan sensitivitas berlebihan dan keyakinan aneh seperti berpikir orang lain bisa membaca pikirannya.

Kondisi ini membingungkan para dokter dan membuatnya sempat dirawat setahun kemudian dengan gejala depresi dan psikotik.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Diagnosis PGAD menjadi perjalanan yang panjang. Neurolog pada awalnya menyingkirkan kemungkinan epilepsi dan tidak menemukan kelainan struktural pada otak atau organ reproduksi yang bisa memicu respons pleasure-nya yang terus-menerus.

Baca juga:  Kematian Jantung Mendadak Di Usia Muda Bikin Semua Orang Ketakutan, Apa Yang Harus Dihindari?

Para dokter akhirnya mendiagnosis PGAD setelah serangkaian pengobatan dengan obat antipsikotik berhasil meredakan orgasme dan delusinya. Setelah beberapa minggu perawatan, kondisinya membaik hingga ia bisa kembali bekerja dan bersosialisasi. Namun, setiap kali ia menghentikan pengobatan, gejalanya akan kambuh kembali.

Para peneliti menduga kondisi ini terkait dengan ketidakseimbangan dopamin, neurotransmitter yang terlibat dalam sistem gairah dan penghargaan di otak. Pemberian antipsikotik kemungkinan besar menekan respons dopamin ini, sehingga mengurangi gejala gairahnya.

Editor: DAW

Advertisement. Scroll to continue reading.

Catatan: Artikel ini hanya ditujukan sebagai edukasi kepada pembaca berumur 21+

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Editor Picks

Business

Newestindonesia.co.id, Bank Mandiri merayakan ulang tahun ke-27 pada Kamis (2/10/2025) dengan mengusung tema Sinergi Majukan Negeri”. Perayaan ulang tahun Bank Mandiri dikemas dalam program bertajuk “HUT...

Health

Newestindonesia.co.id, Cuaca panas yang kerap melanda berbagai wilayah dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan tubuh, khususnya pada kulit. Paparan sinar matahari yang terik berpotensi memicu...

Regional

Newestindonesia.co.id, Chasandra Thenu, Seorang selebgram berasal dari Ambon, Provinsi Maluku diterpa isu bahwa diduga video syurnya bocor di media sosial bersama mantan pacarnya yang...

National

Newestindonesia.co.id, Sebuah perusahaan bernama PT. Eklanku Indonesia Cemerlang yang menaungi usaha berupa aplikasi pada smartphone seperti OTU Chat, GoWist, Oway, PayKu. Namun pada era...

Advertisement