Newestindonesia.co.id, Potret Strawberry Moon diabadikan di Denpasar Barat, Bali, Kemarin (11 Juni 2025) 21.07 WITA. Fenomena ini pun terjadi setelah Rahinan Purnama (Bulan Purnama) di Bali. Rahinan Purnama jatuh pada tanggal 10 Juni 2025 lalu.
Pada Rahinan Purnama, Masyarakat Hindu Bali melakukan persembahyangan di Pura maupun ritual adat.
Menurut informasi Antara News, Nama ‘Strawberry Moon’ berasal dari masyarakat suku asli Amerika Algonquin di AS timur laut dan Kanada Timur yang mengacu pada waktu panen stroberi dan diperkirakan akan terjadi kembali pada tahun 2043.
Rahinan Purnama adalah salah satu hari suci yang sangat penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Hindu di Bali. Kata Purnama berarti “bulan purnama”, yaitu saat bulan mencapai fase penuh dalam siklus bulan. Dalam kalender Bali, yang merupakan kombinasi dari kalender Saka dan kalender pawukon, rahina Purnama dirayakan setiap 29 atau 30 hari sekali, mengikuti siklus lunar.
Kapan Rahina Purnama Datang?
Rahina Purnama datang sekali dalam sebulan, tepat pada saat bulan berada dalam fase purnama penuh. Tanggalnya berubah setiap bulannya jika dibandingkan dengan kalender Masehi (Gregorian), karena berdasarkan perhitungan kalender Saka yang bersifat lunar. Biasanya, masyarakat Bali akan mengetahui tanggal pasti rahina Purnama melalui penanggalan Bali atau kalender Bali tradisional yang sering disebut wariga.

Beberapa contoh rahina Purnama dalam tahun 2025 (perkiraan):
- Januari: 13 Januari 2025
- Februari: 12 Februari 2025
- Maret: 14 Maret 2025
- April: 12 April 2025
- Mei: 12 Mei 2025
- Juni: 10 Juni 2025
- Juli: 10 Juli 2025
- Agustus: 8 Agustus 2025
- September: 6 September 2025
- Oktober: 6 Oktober 2025
- November: 5 November 2025
- Desember: 4 Desember 2025
(Tanggal bisa sedikit berbeda tergantung interpretasi kalender lokal.)
Makna dan Perayaan Rahina Purnama
Dalam ajaran Hindu Bali, rahina Purnama dianggap sebagai hari ketika dewa-dewa turun ke bumi, membawa berkah, kesucian, dan kekuatan spiritual. Karena itu, hari ini sangat tepat untuk melakukan berbagai kegiatan keagamaan seperti:
- Sembahyang di pura (baik pura keluarga, pura desa, maupun pura besar)
- Persembahan canang dan banten purnama
- Pembersihan diri secara lahir dan batin
- Mediasi atau semedi, untuk menyatu dengan ketenangan bulan purnama
Purnama juga merupakan waktu yang diyakini memiliki energi spiritual tinggi, sehingga masyarakat sering memanfaatkannya untuk memohon kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan.
Tradisi dan Suasana di Bali saat Purnama
Pada hari Purnama, suasana di Bali terasa lebih sakral dan penuh warna:
- Pura-pura ramai dengan pemedek (umat yang sembahyang)
- Warga mengenakan pakaian adat lengkap
- Lampu-lampu dan dupa dinyalakan, menambah suasana magis malam Purnama
- Beberapa daerah juga mengadakan pertunjukan budaya seperti tari-tarian sakral atau topeng wali
Rahina Purnama adalah momen penting yang memperkuat hubungan manusia dengan alam semesta dan Sang Pencipta. Di tengah aktivitas sehari-hari, masyarakat Bali menjadikan hari ini sebagai waktu untuk berhenti sejenak, merenung, dan menyucikan diri. Tidak hanya sebagai kewajiban keagamaan, Purnama juga menjadi simbol keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Sumber: Berbagai sumber, Editor: DAW
