Newestindonesia.co.id, Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Safrizal Zakaria Ali, memaparkan percepatan pembangunan hunian pengganti korban banjir bandang dan longsor Sumatra. Ia menyebut pembentukan Satuan Tugas Rehabilitasi Rekonstruksi menjadi kunci koordinasi lintas kementerian wilayah terdampak bencana tersebut.
“Sejumlah lokasi sudah memasuki tahap groundbreaking, termasuk Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dengan total ribuan rumah siap dibangun,” ujarnya kepada Pro 3 RRI.
Safrizal menjelaskan bahwa percepatan pembangunan hunian tetap (huntap) berjalan bersamaan dengan pendataan kerusakan rumah warga terdampak bencana. Menurutnya, prioritas utama diberikan kepada warga kehilangan rumah total akibat desa tersapu banjir bandang dan longsor.
“Pembangunan berjalan paralel dengan verifikasi penerima, sambil memastikan lokasi relokasi aman dari risiko bencana lanjutan,” ucapnya.
Safrizal menambahkan, pembangunan hunian ditargetkan rampung dalam waktu tiga hingga empat bulan sejak pelaksanaan groundbreaking. Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat dan daerah memikul tanggung jawab bersama memastikan legalitas lahan tidak bermasalah.
Kami memulai dari tanah milik pemerintah yang status hukumnya jelas agar pembangunan tidak tersendat persoalan hukum,” kata dia.
Safrizal menjelaskan bahwa hunian sementara juga disiapkan bagi warga yang rumahnya rusak ringan, sedang, maupun berat selama masa transisi. Ia mengatakan bahwa pembangunan memperhatikan aspek sosial ekonomi agar lokasi hunian tidak menjauhkan warga dari sumber penghidupan.
Safrizal juga menegaskan bahwa partisipasi publik terbuka luas, dengan syarat terkoordinasi pemerintah agar pembangunan tertata dan berkelanjutan.
Editor: DAW



