Newestindonesia.co.id, Suami dan istri mengalami insiden memilukan saat tengah bulan madu di Glamping Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Pasangan ini diduga keracunan gas karbon monoksida (CO) dari mesin pemanas air penginapan. Sang istri Cindy Desta Nanda meninggal dunia. Sementara suaminya Gilang Kurniawan masih menjalani perawatan intensif.
Dilansir Tribunnews, Kapolsek Lembah Gumanti AKP Barata Rahmat Sukarsih, Sabtu (11/10/2025) menyebutkan, dari hasil visum luar yang dilakukan dokter, disimpulkan tak ditemukan kekerasan.
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menerangkan fakta-fakta seputar karbon monoksida. Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau (odorless), tidak berasa (tasteless) dan tidak berwarna (colourless).
Ia menjelaskan, afinitas atau kekuatan interaksi gas CO 200 kali lebih kuat daripada O2 atau oksigen dengan Hemoglobin (Hb) Sehingga saat seseorang menghirup gas CO maka ikatan Hb O2 (yang membawa oksigen ke seluruh tubuh) akan digantikan dengan Hb CO.
“Kondisi ini membuat organ tubuh mendadak tidak akan mendapat oksigen dan menjadi rusak hingga berakibat fatal seperti kematian,” ujar dia di Jakarta, Senin (13/10/2025).
Di dunia, setiap tahunnya ada sekitar 28 ribu kematian di dunia akibat keracunan gas CO. Di Amerika Serikat ada lebih dari 400 kematian setahunnya. “Di Indonesia belum punya data total kematian akibat gas CO,” tutur dia.
Merujuk laman CDC Amerika Serikat, pada keadaan tertentu orang dapat saja meninggal akibat keracunan CO bahkan sebelum gejala timbul.
Namun perlu diingat tidak semua keracunan CO menimbulkan kematian, tergantung dari berapa besar dosis yang terhirup dan juga apakah segera bisa menghindar dari daerah yang ada paparan gas CO nya. Gejala yang ada dapat berupa sakit kepala, pusing, lemas, perut tidak enak (upset stomach), muntah dan nyeri dada.
Mengutip dari Tribunnews.com, pihak pihak penginapan sudah datang kepada pihak keluarga dalam rangka menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Dalam pertemuan itu, pihak penginapan menyatakan bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Mereka mengakui kejadian ini terjadi di penginapan mereka dan menerima hasil dugaan keracunan monoksida. Mereka juga bilang akan bertanggung jawab. Tapi bentuk tanggung jawabnya belum dibicarakan lebih lanjut,” kata Astijon.
Ayah Gilang Kurniawan, Astijon mengatakan berdasarkan hasil rujukan dari RSUD Arosuka Solok, Gilang didiagnosa mengalami penurunan kesadaran akibat keracunan gas monoksida.
“Dari RSUD itu hasil diagnosanya disebutkan dia keracunan monoksida, penurunan kesadaran. Tapi sekarang sudah mulai membaik,” kata Astijon kepada TribunPadang.com (jaringan Tribunnews.com), Minggu (12/10/2025).
Astijon mengaku belum sempat bertemu Gilang sebelum peristiwa itu terjadi.
Editor: DAW
