Newestindonesia.co.id, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem berupa angin kencang yang berpotensi terjadi di berbagai wilayah Bali selama masa peralihan menuju musim hujan.
Kepala UPTD Pengendalian Bencana BPBD Provinsi Bali, I Wayan Suryawan, S.STP., MAP, dihubungi RRI di Denpasar sabtu (08/11/25) menjelaskan bahwa berdasarkan informasi dari BMKG, saat ini Bali masih berada dalam masa peralihan menuju musim hujan. Meski sudah mulai terjadi hujan di sejumlah wilayah, intensitasnya masih tidak merata dan cenderung sporadis.
“BMKG memprediksi adanya potensi angin kencang dan petir, terutama di kawasan pesisir selatan, dataran tinggi tengah, serta Bali bagian utara,” ujar Suryawan, seperti dikutip melalui RRI (10/11).
Suryawan mengatakan hampir seluruh kabupaten/kota di Bali mulai dari Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, Bangli, Karangasem, Klungkung hingga Buleleng berpotensi mengalami hujan lebat yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan gelombang tinggi di laut.
Mengantisipasi kondisi tersebut, BPBD Provinsi Bali bersama BPBD kabupaten/kota telah menyiagakan Tim Reaksi Cepat (TRC), memperkuat pemantauan melalui Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops), serta meningkatkan koordinasi secara real time dengan BMKG.
“Kami memastikan peringatan dini dapat tersampaikan secara cepat dan akurat ke masyarakat. Selain itu, kanal informasi resmi BPBD, termasuk call center 0361-251177, siap menerima laporan dan informasi darurat,” jelasnya.
Suryawan menambahkan BPBD Bali memperkuat koordinasi lintas sektor dengan berbagai instansi seperti PLN, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Perhubungan, serta aparat desa dan kelurahan agar penanganan bencana di lapangan dapat berlangsung cepat dan terintegrasi.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Kesiapsiagaan yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar menjadi kunci penting dalam mengurangi risiko dan dampak bencana di tengah perubahan cuaca yang tidak menentu.
Editor: DAW



