Newestindonesia.co.id, Menteri Transmigrasi, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menyebut Presiden RI Prabowo Subianto saat ini tengah kesulitan mencari sosok ‘orang pintar’. Orang pintar yang sulit dicari itu yakni orang pintar berintegritas dan mampu menjawab persoalan masyarakat.
“Presiden pusing cari orang pintar. Orang pintar bukan yang IP-nya 4,0, bukan. Orang pintar yang berintegritas dan mampu menjawab persoalan masyarakat. Itu yang sedang dicari oleh Bapak Presiden,” kata Iftitah saat kuliah umum di Universitas Diponegoro, Kecamatan Tembalang, Jumat (31/10/2025), Seperti dikutip melalui detikJateng.
Ia juga menyinggung perkataan Presiden Prabowo Subianto terkait ekspatriat atau Warga Negara Asing (WNA) yang kini disebut dapat menjadi pemimpin di BUMN.
“Bahkan sekarang ini kata Presiden ‘Bolehlah BUMN orang asing masuk’. Kita ngapain di luar negeri? Di luar negeri paling belum tentu dijanjikan lapangan kerja. Di sini sebetulnya banyak sekali lapangan kerja,” ujarnya.
Iftitah menyebut, kondisi itu menjadi salah satu alasan Kementerian Transmigrasi meluncurkan program Beasiswa Patriot yang akan mulai dibuka Januari 2026. Para peserta lulusan beasiswa itu, kata dia, akan disalurkan untuk menjadi karyawan BUMN hingga pemerintahan. Namun hal itu tergantung kualitas penerima beasiswa.
“Beberapa insentifnya adalah setelah lulus ada yang nanti kita salurkan karir ke BUMN maupun pemerintah. Tapi tidak jaminan, tergantung kualitas Anda,” tuturnya.
Melalui program Beasiswa Patriot, peserta akan kuliah langsung di kawasan transmigrasi, seperti Rempang di Batam, Salor di Merauke, dan Palopo di Sulawesi Selatan
“Kuliahnya nanti di kawasan transmigrasi. Kita sedang membangun di Rempang ini modular box. Jadi nanti modelnya model bangunan semi permanen, standarnya standar-standar PBB,” ungkapnya.
“Nanti akan tinggal di sana, kemudian penelitiannya sehari-hari di sana. Sehingga tridarmanya itu sepanjang tahun. Jadi, nggak di KKN. Setiap hari adalah pengabdian masyarakat,” lanjutnya.
Dia juga menyebut ketiga wilayah itu dipilih karena memiliki potensi besar untuk pengembangan pendidikan, riset, dan kewirausahaan berbasis kawasan transmigrasi.
“Saya ingin kampus Patriot ini juga tidak boleh jauh dari rumah sakit. Kampus Patriot ini juga tidak boleh jauh dari tempat-tempat konektivitas seperti bandara,” ungkapnya.
“Nanti kita akan bikin semacam durasinya. Kalau saya hitungannya 1 jam maksimal. Jadi tidak boleh jauh juga dari kota besarnya. Supaya adik-adik juga bisa enjoy di situ,” lanjutnya.
Kemudian, program ini juga membuka peluang double degree dengan universitas top dunia, seperti Technical University of Munich (TUM) lewat kerjasama dengan Departemen Perencanaan Wilayah Kota (PWK) Universitas Diponegoro (UNDIP).
“Yang PWK mungkin nanti bisa double degree. Nanti terdaftar di Undip, PWK Undip dan TUM, tapi kuliahnya tidak di Munich, kuliahnya tidak di Semarang. Kuliahnya di kawasan transmigrasi. Welcome to the club,” ujarnya yang disambut gelak tawa mahasiswa.
Setelah lulus, peserta Beasiswa Patriot berkesempatan meniti karier di BUMN, lembaga pemerintah, atau melanjutkan studi ke kampus top dunia seperti Harvard, Cambridge, hingga Oxford.
“Kemudian juga saya sedang fokuskan, mungkin nanti ada beberapa juga yang akan kita berangkatkan ke Universitas 10 top dunia. Apakah itu ke Harvard, apakah Stanford, apakah ke Cambridge. Kalau bahasa Inggrisnya kurang, Nanti saya akan cek,” lanjutnya.
Ia juga menyebut uang saku peserta yang lolos Beasiswa Patriot akan lebih besar dari peserta beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Kalau untuk uang sakunya, saya sudah perintahkan Dirjen saya, di atas LPDP lah ya untuk uang sakunya,” ujarnya.
Pendaftaran Beasiswa Patriot dibuka Januari 2026, dengan tes seleksi berlangsung April-Juni. Pendidikan diperkirakan dimulai Agustus atau September, dengan durasi studi 18 bulan dan masa pengabdian 6-12 bulan di kawasan transmigrasi.
“Kenapa harus ada masa pengabdian? Kita ingin apa yang sudah dipelajari, diteliti, betul-betul akan memberikan dampak positif bagi kawasan transmigrasi,” tegasnya.
“Itu (kawasan transmigrasi) kan pasti yang di pelosok-pelosok. Tapi lihat nanti Merauke dan lihat nanti Rempang. Itu nanti akan berkembang sangat pesat sekali,” lanjutnya.
Editor: DAW
 
						
									
 
									 
								
				
				
			


 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
				 
				 
				