Newestindonesia.co.id, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaporkan kasus dugaan beras oplosan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Beras yang dioplos, itu kami sudah bersurat secara resmi kepada bapak Kapolri dan Kejaksaan Agung,” ujar Amran di Makassar, Senin (14/7), Dikutip melalui CNN Indonesia.
Andi Amran menerangkan akibat dari beras oplosan tersebut sangat merugikan masyarakat, sehingga berdampak daya beli ikut menurun.
“Dampaknya adalah merugikan konsumen, karena daya beli kita turun, daya beli konsumen turun. Tetapi kalau sesuai standar ini daya beli, kita pasti daya beli masyarakat naik. Ini merugikan masyarakat, merugikan juga pemerintah karena ada SPHP yang biasa dioplos,” ungkapnya.
Amran menerangkan pihaknya menemukan 86 persen beras tidak sesuai standar tersebar di masyarakat. Karenanya, pemerintah akan segera lakukan perbaikan.
“Ini harus diperbaiki. Kesempatan kita perbaiki karena stok kita banyak. Stok kita ada 4 juta ton, tertinggi selama merdeka. Kita harus perbaiki,” jelasnya.
Lebih lanjut, Amran menegaskan akan menindak tegas yang memalsukan pupuk dengan berkoordinasi Tim Satgas Pangan.
“Jadi gini, kalau ada pupuk palsu, kami sudah berhubungan dengan Satgas Pangan, itu ditindak tegas,” katanya.
Berikut ini empat produsen yang dipanggil Bareskrim guna mengklarifikasi dugaan penjualan beras oplosan:
1. Wilmar Group dengan merek beras Sania, Sovia, Fortune, Siip
Sumber dari 10 sampel di Aceh, Lampung, Sulawesi Selatan, Jabodetabek, dan Yogyakarta
2. PT Belitang Panen Raya dengan merek beras Raja Platinum dan Raja Ultima
Sumber dari tujuh sampel di Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Aceh, dan Jabodetabek
3. PT Sentosa Utama Lestari atau Japfa Group dengan merek beras Ayana
Sumber dari tiga sampel di Yogyakarta dan Jabodetabek
4. PT Food Station Tjipinang Jaya dengan merek beras Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food station, Ramos Premium, Setra Pulen, Setra Ramos
Sumber dari sembilan sampel di Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, dan Aceh
Ada 212 merek beras diduga oplosan
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengugkapkan, ada 212 merek beras oplosan atau tidak memiliki kualitas sesuai standar dan regulasi yang ditetapkan. Adapun 212 merek beras yang telah diinvestigasi Kementan dan Satgas Pangan Polri itu terbukti tidak memenuhi standar mutu, baik dari sisi berat kemasan, komposisi, hingga labelnya.
“Semuanya ini yang 212 merek, kami sudah kirim langsung ke Pak Kapolri, kemudian Satgas Pangan dan Pak Jaksa Agung. Mudah-mudahan ini diproses cepat. Kami sudah terima laporan tanggal 10 (Juli) lalu, itu telah mulai pemeriksaan, kami berharap ini ditindak tegas,” ujar Amran dalam sebuah pernyataan lewat video yang diterima IDN Times, Senin (14/7/2025).
Amran pun memastikan bakal segera merilis 212 merek beras oplosan yang sudah diinvestigasi tersebut. Masyarakat pun diminta untuk memperhatikan merek-merek beras yang nantinya diumukan agar tidak terjebak membeli oplosan.
“Mohon kepada pembeli nanti perhatikan merek yang dimunculkan di media-media seluruh Indonesia. Itu nanti kita munculkan secara bertahap yang diperiksa dua hari yang lalu, itu akan kita munculkan merek apa saja dan kita harap ini diketahui seluruh masyarakat Indonesia, supaya tidak tertipu dengan mereknya,” tutur Amran.
Editor: DAW
