Newestindonesia.co.id, Raja Charles III mengambil langkah dramatis dengan mencabut gelar kerajaan adiknya, Pangeran Andrew, setelah dituduh melakukan pemerkosaan dalam kaitannya dengan skandal Jeffrey Epstein. Ia juga memerintahkan Andrew untuk meninggalkan kediaman resminya di Royal Lodge, Windsor.
Keputusan ini disebut sebagai upaya paling tegas sejauh ini untuk meredam skandal yang melibatkan Andrew dan pelaku kejahatan seksual, Jeffrey Epstein.
Dalam pernyataan resmi Istana Buckingham, langkah tersebut digambarkan sebagai “teguran yang diperlukan” dan menandai perpecahan terdalam dalam keluarga kerajaan Inggris dalam beberapa dekade terakhir.
“Yang Mulia hari ini memulai proses resmi untuk mencabut gaya, gelar, dan kehormatan Pangeran Andrew,” demikian isi pernyataan istana seperti dilansir CNN, Jumat (31/10/2025). Setelah pencabutan gelar tersebut, Andrew kini akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten-Windsor.
Istana juga mengonfirmasi bahwa pria 65 tahun itu telah menerima pemberitahuan resmi untuk menyerahkan hak sewa atas Royal Lodge. Andrew akan dipindahkan ke kediaman pribadi di kawasan Sandringham, sekitar 160 kilometer di utara London. Biaya akomodasi barunya akan ditanggung langsung oleh Raja Charles.
Ia terlibat dalam kontroversi selama lebih dari 15 tahun karena hubungannya dengan Jeffrey Epstein. Isu ini kembali mencuat setelah terbitnya memoar Virginia Giuffre yang menuduh Andrew melakukan pelecehan seksual saat ia masih remaja. Andrew membantah dengan menyebut tak pernah mengenal perempuan asal Amerika Serikat tersebut.
Giuffre meninggal dunia karena bunuh diri pada April lalu dalam usia 41 tahun. Dalam pernyataan keluarga Giuffre disebutkan, “Hari ini, seorang gadis Amerika biasa berhasil menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kebenaran dan keberaniannya.”
Walau terus membantah seluruh tuduhan, Andrew dinilai Istana telah melakukan “kesalahan penilaian serius.” Upayanya untuk menanggalkan gelar dan menghentikan sorotan publik awal bulan ini dinilai tidak cukup meredam kemarahan masyarakat.
Laporan juga mengungkap bahwa Andrew membeli Royal Lodge pada 2003 seharga 1 juta dolar AS dan hanya membayar sewa simbolis setiap tahun. Kondisi tersebut makin menimbulkan kemarahan publik di tengah tuntutan transparansi dana kerajaan.
Meski gelar ‘Pangeran’ dan berbagai kehormatan kebangsawanan telah dicabut, Andrew tetap berada di urutan kedelapan dalam garis pewaris takhta Inggris. Namun, status itu dapat dicabut melalui undang-undang dengan persetujuan negara-negara Persemakmuran-proses yang dinilai akan memakan waktu lama.
CNN melaporkan bahwa Raja Charles akan mengeluarkan royal warrant untuk mencabut gelar kebangsawanan Andrew sebagai Duke of York, Earl of Inverness, dan Baron Killyleagh, serta kehormatan dari beberapa ordo kerajaan seperti Order of the Garter dan Royal Victorian Order. Pencabutan gelar ini berlaku seketika.
Langkah serupa terakhir kali terjadi lebih dari satu abad lalu terhadap Pangeran Charles Edward, cucu Ratu Victoria, yang kehilangan gelarnya setelah bertempur di pihak Jerman pada Perang Dunia I.
Kelompok anti-monarki Republic menyatakan akan mengajukan gugatan pidana pribadi terhadap Andrew atas dugaan pelanggaran seksual dan penyalahgunaan jabatan publik.
“Kehilangan gelar bukanlah bentuk keadilan. Andrew Mountbatten-Windsor belum dipertanggungjawabkan atas tuduhan berat yang diarahkan kepadanya,” ujar Graham Smith, Kepala Eksekutif Republic.
Smith menambahkan bahwa langkah Raja Charles dan Pangeran William hanyalah upaya untuk “menjaga jarak” dari skandal tersebut, bukan untuk menegakkan hukum.
Putri-putri Andrew, Putri Beatrice dan Putri Eugenie, tetap mempertahankan gelar kerajaan mereka, sesuai ketentuan yang berlaku bagi anak-anak laki-laki raja.
Sementara itu, mantan istri Andrew, Sarah Ferguson, yang selama ini tinggal bersamanya di Royal Lodge, juga diminta untuk pindah dan dikabarkan tengah menyiapkan tempat tinggal baru. Ferguson, yang menikah dengan Andrew pada 1986 dan bercerai pada 1996, sebelumnya bergelar Duchess of York, tapi telah kembali menggunakan nama aslinya sejak awal bulan ini.
Pemerintah Inggris dilaporkan telah dikonsultasikan terkait keputusan Raja Charles dan menyatakan dukungannya terhadap langkah tersebut.
Editor: DAW
 
						
									
 
									 
								
				
				
			


 
							 
							 
							 
							 
							 
							 
				 
				 
				