Dilansir dari The Moscow Times melalui CNN Indonesia (8 Juli 2025), proyek pembangunan benteng pertahanan di wilayah Kursk yang dimulai pada masa jabatannya dilaporkan menghabiskan hampir 15 miliar rubel (sekitar Rp2,7 triliun) namun gagal mencegah serangan.
Setelah insiden tersebut, sejumlah penyelidikan terhadap penyalahgunaan dana mulai dilakukan oleh otoritas Rusia.
Penggantinya sebagai Gubernur Kursk, Alexei Smirnov, bersama wakilnya, ditangkap pada April 2025 atas dugaan penggelapan dana sebesar 1 miliar rubel yang dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur pertahanan.
Pada Senin lalu, media Rusia melaporkan bahwa beberapa tersangka dalam kasus tersebut telah memberikan kesaksian yang menyeret nama Starovoit.
Meski hingga hari kematiannya Starovoit belum secara resmi ditetapkan sebagai tersangka, banyak pihak menduga tekanan dari penyelidikan turut memengaruhi kondisinya.
Ia terakhir kali terlihat di publik pada Minggu pagi, dalam sebuah video resmi Kementerian Transportasi saat memimpin rapat kerja.
Tidak lama setelah keputusan pemecatannya dipublikasikan, jasad Starovoit ditemukan di dalam mobil pribadinya di kawasan elite Odintsovo, pinggiran Moskow, dengan luka tembak di tubuhnya.
Pihak Komite Investigasi Rusia menyebutkan bahwa senjata api yang ditemukan di lokasi merupakan hadiah resmi yang pernah diterima Starovoit.
