Newestindonesia.co.id, Melepas orang yang kita sayang sering terasa seperti salah satu hal tersulit dalam hidup. Pertanyaan yang sering muncul: Apakah melepas itu mudah? Jawabannya: tidak selalu mudah, tapi proses itu mungkin dan dapat dipelajari. Artikel ini memberikan panduan psikologis dan langkah praktis untuk membantu kamu melalui proses melepaskan dengan lebih lembut dan efektif.
Mengapa melepas terasa sulit?
- Keterikatan emosional — Kita membangun rutinitas, kenangan, dan harapan bersama orang tersebut.
- Identitas yang terkait hubungan — Kadang identitas diri ikut tergantung pada peran dalam hubungan.
- Rasa takut kehilangan — Takut kesepian atau takut tidak menemukan lagi membuat kita ragu melepas.
- Kebutuhan biologis & psikologis — Otak melepaskan hormon yang membuat kita “ketagihan” pada kehadiran orang yang disayangi.
Langkah-langkah praktis untuk melepas orang yang disayangi
1. Akui perasaanmu (terima dulu)
Jangan menyangkal emosi. Menangis, marah, sedih — semua wajar. Menerima perasaan adalah langkah pertama penyembuhan.
2. Beri jarak secara fisik dan digital
Jika memungkinkan, kurangi kontak langsung dan hapus atau mute media sosial sementara agar proses “penyesuaian” menjadi lebih cepat.
3. Tuliskan isi hati (journaling)
Menulis membantu memproses emosi. Catat kenangan, rasa syukur, dan juga alasan mengapa harus melepas.
4. Buat ritual perpisahan simbolis
Contoh: menulis surat yang tidak dikirim, membakar catatan lama (dengan aman), atau menyusun kotak kenangan yang akan disimpan atau dilepas.
5. Bangun kembali rutinitas baru
Ganti kebiasaan lama yang mengingatkan pada pasangan dengan aktivitas baru: olahraga, hobi, belajar keterampilan baru.
6. Jaga diri — physical & mental
Tidur cukup, makan teratur, dan bergerak. Kesehatan fisik memengaruhi kemampuanmu mengatur emosi.
7. Bicara dengan teman atau profesional
Curhat ke orang yang dipercaya atau konselor membantu memberi perspektif. Konsultasi profesional dianjurkan jika perasaan membuat fungsionalitas menurun.
8. Batasi idealisasi
Kita cenderung mengingat sisi baik saja. Buat daftar realitas hubungan—baik dan kurang baik—supaya pandangan lebih seimbang.
9. Fokus pada tujuan masa depan
Tetapkan target kecil (belajar, kerja, perjalanan) untuk mengalihkan energi menjadi produktif dan memberi arah baru.
10. Beri waktu (tapi aktif)
Waktu menyembuhkan, tetapi jangan sekadar menunggu — lakukan tindakan yang mempercepat proses healing.
Teknik psikologis yang membantu
- Mindfulness & meditasi: Membantu mengamati perasaan tanpa bereaksi berlebihan.
- Cognitive reframing: Ubah perspektif “gagal” menjadi “belajar” dari pengalaman.
- Exposure bertahap: Jika hilangkan semua kenangan terasa ekstrem, lakukan pengurangan paparan secara bertahap.
Kesalahan umum saat mencoba melepas
- Memaksa diri “segera lupa” — proses butuh waktu.
- Balas dendam atau rebound yang merusak — tidak menyelesaikan akar permasalahan.
- Menyalahkan diri terus-menerus — hindari pola ini; gunakan sebagai refleksi konstruktif.
Kapan kamu butuh bantuan profesional?
- Jika sedih berkepanjangan > 2 bulan dan mengganggu pekerjaan/hubungan lain.
- Jika muncul gejala depresi parah (tidak makan, sulit tidur, pikiran bunuh diri).
Segera cari bantuan psikolog atau psikiater.
FAQ singkat (Pertanyaan yang sering muncul)
Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melepas?
A: Tidak ada patokan pasti. Bisa beberapa minggu, bulan, atau lebih lama—tergantung kedalaman keterikatan dan usaha penyembuhan.
Q: Apakah melupakan sama dengan ikhlas?
A: Bukan. Melupakan jarang total; ikhlas lebih ke menerima kenyataan dan berdamai dengan perasaan.
Q: Bolehkah tetap berteman setelah putus?
A: Bisa, tapi hanya jika kedua pihak sudah benar-benar melepas keterikatan emosional dan hubungan itu sehat untuk keduanya.
Editor: DAW
