Newestindonesia.co.id, Di tengah arus modernisasi dan budaya konsumtif yang cukup intens, dengan melimpahnya varian menu-menu makanan dan minuman cepat saji di sekeliling kita.
Kita tidak menyadari adanya momok menakutkan yang senantiasa menunggu di balik segala kenikmatan itu, terutama untuk makanan dan minuman manis, Diabetes, yang sering disebut sebagai “ibu dari segala penyakit”, merupakan kondisi kronis yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini seringkali datang tanpa disadari hingga komplikasinya mulai terasa.
Dilansir dari alodokter.com, Diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan melonjak dengan tingginya kadar gula darah (glukosa). Penyakit ini sering dianggap hanya menyerang orang dewasa. Padahal faktanya, diabetes juga bisa terjadi pada kelompok usia muda. Menurut data terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), jumlah anak yang mengalami diabetes tipe 1 terus meningkat.
Hingga tahun 2025, tercatat sebanyak 1.948 anak di Indonesia telah terdiagnosis dengan kondisi ini. Penyebabnya beragam, mulai dari faktor genetik, pola makan yang kurang sehat, minimnya aktivitas fisik, riwayat infeksi virus, hingga obesitas. Tentu jumlah tersebut bukan hal yang dapat diremehkan mengingat kelalaian orang tua sebagai pemeran penting dalam menjaga pola asuh dan asupan anak.
Menurut Halodoc.com, Diabetes tipe 1 pada usia dini sering kali menunjukkan sejumlah gejala yang perlu diwaspadai karena bisa berdampak serius jika tidak ditangani dengan tepat. Salah satu tanda awal yang umum adalah peningkatan frekuensi buang air kecil, yang terjadi akibat tubuh tidak mampu mengolah kelebihan glukosa sehingga ginjal bekerja ekstra untuk membuangnya. Kondisi ini kemudian memicu rasa haus berlebihan karena tubuh berusaha mengganti cairan yang hilang.
Selain itu, anak dengan diabetes tipe 1 juga bisa mengalami kulit dan mulut yang kering akibat kerusakan pembuluh darah yang mengganggu kelembapan alami tubuh. Penurunan berat badan yang drastis juga menjadi ciri khas, karena tubuh mulai menyerap nutrisi dari jaringan otot sebagai sumber energi alternatif. Akibat gangguan dalam pemanfaatan glukosa, anak bisa merasa mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
Sebagaimana yang dilansir dari kompas.com, Gaya hidup tidak aktif dan pola makan tinggi gula menjadi ancaman nyata bagi kesehatan anak-anak di Jakarta.
“Untuk diabetes melitus, juga penyakit tidak menular lain, itu memang menjadi ancaman di Jakarta. Kenapa? Karena kalau kita lihat aktivitas sehari-hari kita, bahkan mulai dari remaja itu banyak yang sudah kurang jalan, kurang olahraga,sebaliknya mereka banyak menghabiskan waktu lama di depan layar komputer” kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Lies Dwi Oktavia.
Untuk itu perlu dorongan yang inklusif bagi terutama para generasi muda dalam menerapkan pola gaya hidup sehat secara rutin. Mulai dari makanan dengan pola gizi yang sesuai, dan jika memang anda suka nyemil, banyak pilihan menu camilan yang menyehatkan seperti yogurt, susu, kacang-kacangan.
Yang terakhir dan paling penting, sempatkan olahraga sesibuk apapun aktivitas anda minimal 15 menit sehari meskipun hanya berlari kecil saja. Dengan anda semakin banyak bergerak, tubuh menggunakan hormon insulin dengan lebih efektif, sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol.
Penulis : Andika Pratama
