Newestindonesia.co.id, Gonta-ganti pasangan seksual tanpa pengamanan adalah salah satu faktor utama penyebab penyebaran penyakit menular seksual (PMS). Perilaku seksual berisiko ini tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga pasangan lainnya. Artikel ini akan membahas jenis penyakit seksual yang dapat ditularkan akibat gonta-ganti pasangan, gejalanya, serta cara pencegahannya.
Apa Itu Penyakit Menular Seksual (PMS)?
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Penularan bisa terjadi melalui cairan tubuh seperti sperma, cairan vagina, darah, atau kontak langsung dengan luka atau kulit yang terinfeksi.
Penyakit Seksual yang Sering Terjadi Akibat Gonta-Ganti Pasangan
Berikut beberapa penyakit seksual yang umum terjadi akibat sering berganti pasangan:
1. HIV/AIDS
- Menyerang sistem kekebalan tubuh.
- Gejala awal: demam, pembengkakan kelenjar, kelelahan.
- Tidak ada obat untuk menyembuhkan, tetapi bisa dikontrol dengan terapi ARV.
2. Klamidia
- Sering tidak menimbulkan gejala awal.
- Dapat menyebabkan kemandulan jika tidak ditangani.
- Gejala: nyeri saat buang air kecil, keputihan abnormal, nyeri saat berhubungan intim.
3. Gonore (Kencing Nanah)
- Ditandai dengan keluarnya cairan kuning/hijau dari penis atau vagina.
- Bisa menyebabkan radang panggul dan kemandulan.
4. Sifilis
- Gejala awal: luka tanpa rasa sakit pada alat kelamin, mulut, atau anus.
- Bila tidak diobati, dapat menyerang otak, jantung, dan organ lainnya.
5. Herpes Genital
- Disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV).
- Gejala: luka melepuh, gatal, dan rasa perih di area genital.
6. HPV (Human Papillomavirus)
- Beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker serviks.
- Gejala: kutil kelamin, atau bahkan tanpa gejala.
Dampak Serius Gonta-Ganti Pasangan Seksual
- Risiko tinggi tertular PMS.
- Menurunnya kualitas hubungan emosional.
- Masalah psikologis seperti rasa bersalah dan kecemasan.
- Kemungkinan mengalami infertilitas atau komplikasi kehamilan.
Cara Mencegah Penyakit Seksual
- Setia pada satu pasangan yang sehat dan saling terbuka.
- Gunakan kondom setiap berhubungan seksual.
- Rutin tes kesehatan seksual, terutama jika memiliki pasangan lebih dari satu.
- Edukasi diri dan pasangan tentang risiko PMS.
- Vaksinasi, seperti vaksin HPV dan hepatitis B.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala seperti keputihan abnormal, nyeri saat buang air kecil, luka di area genital, atau merasa pernah berhubungan seks berisiko, segera periksakan diri ke dokter atau klinik penyakit kelamin.
Kesimpulan:
Gonta-ganti pasangan seksual secara bebas meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit menular seksual. Melindungi diri dengan cara hidup sehat, setia pada pasangan, dan rutin cek kesehatan seksual adalah langkah penting untuk mencegah penularan penyakit yang bisa berdampak jangka panjang.
Editor: DAW
Catatan: Artikel ini hanya ditujukan sebagai edukasi kepada pembaca berumur 21+
