Newestindonesia.co.id, Istilah silent treatment makin sering terdengar, terutama dalam konteks hubungan asmara, pertemanan, hingga lingkungan kerja. Banyak orang pernah mengalaminya, tetapi tidak semua benar-benar memahami arti, dampak, dan cara menyikapinya dengan tepat. Lalu, apa itu silent treatment sebenarnya? Apakah selalu buruk? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Pengertian Silent Treatment
Silent treatment adalah perilaku mengabaikan seseorang secara sengaja dengan cara berhenti berkomunikasi, tidak merespons pesan, tidak berbicara, atau bersikap dingin dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, tindakan ini dilakukan sebagai bentuk ekspresi marah, kecewa, atau hukuman emosional terhadap seseorang.
Alih-alih mengungkapkan perasaan secara terbuka, pelaku silent treatment memilih diam sebagai cara “mengontrol” situasi atau menunjukkan ketidaksenangan. Dalam banyak kasus, perilaku ini dapat menjadi bentuk komunikasi pasif-agresif.
Ciri-Ciri Silent Treatment
Agar tidak salah mengartikan, berikut beberapa ciri umum seseorang yang melakukan silent treatment:
- Tidak membalas pesan atau telepon tanpa alasan yang jelas
- Menghindari kontak mata dan interaksi langsung
- Bersikap sangat dingin dan datar
- Menarik diri dari percakapan secara tiba-tiba
- Menolak berdiskusi saat diajak bicara
Jika sikap seperti ini berlangsung lama dan berulang, bisa dipastikan itu adalah silent treatment, bukan sekadar butuh waktu sendiri.
Penyebab Seseorang Melakukan Silent Treatment
Ada berbagai alasan mengapa seseorang memilih diam daripada berbicara secara terbuka, antara lain:
- Tidak mampu mengekspresikan emosi
Sebagian orang kesulitan mengungkapkan perasaan marah, kecewa, atau sedih. Mereka memilih diam karena merasa tidak tahu harus berkata apa. - Takut konflik
Ada pula yang menghindari percakapan karena takut terjadi pertengkaran besar. Diam dianggap sebagai jalan aman, meski sebenarnya justru memperkeruh keadaan. - Ingin menghukum secara emosional
Dalam beberapa kasus, silent treatment digunakan sebagai alat kontrol untuk membuat orang lain merasa bersalah atau tertekan. - Perlu waktu menenangkan diri
Tidak semua diam berarti manipulasi. Ada juga yang memang butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikiran sebelum berbicara.
Dampak Silent Treatment Terhadap Kesehatan Mental
Silent treatment tidak boleh dianggap sepele, terutama jika terjadi dalam hubungan yang dekat. Dampaknya bisa sangat serius bagi kesehatan mental, baik bagi korban maupun pelakunya sendiri.
Beberapa dampak yang sering terjadi antara lain:
- Perasaan ditolak dan tidak dihargai
- Munculnya rasa cemas berlebihan
- Menurunnya kepercayaan diri
- Stres dan depresi
- Keretakan hubungan jangka panjang
Dalam hubungan pasangan, silent treatment yang terus-menerus dapat merusak rasa aman emosional dan membuat hubungan menjadi tidak sehat.
Apakah Silent Treatment Termasuk Kekerasan Emosional?
Dalam banyak kasus, silent treatment bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan emosional, terutama jika dilakukan secara sengaja untuk mengontrol, menyakiti, atau memanipulasi perasaan orang lain. Meski tidak melibatkan kekerasan fisik, dampak psikologisnya tetap nyata dan bisa sangat menyakitkan.
Jika seseorang menggunakan silent treatment sebagai “senjata” setiap kali terjadi konflik, hal ini merupakan tanda hubungan yang tidak sehat dan perlu diwaspadai.
Cara Menghadapi Silent Treatment dengan Bijak
Jika kamu sedang menjadi korban silent treatment, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Tetap tenang dan jangan terpancing emosi
Membalas dengan kemarahan hanya akan memperburuk keadaan. - Beri ruang secukupnya
Jika pasangan atau lawan bicara memang butuh waktu untuk menenangkan diri, beri ruang sementara. - Ajak komunikasi secara dewasa
Sampaikan perasaan dengan jujur, misalnya dengan mengatakan bahwa kamu merasa tidak nyaman diabaikan. - Tetapkan batasan yang sehat
Jika silent treatment terus berulang, penting untuk menetapkan batasan agar kamu tidak terus-menerus dirugikan secara emosional. - Pertimbangkan bantuan profesional
Jika hubungan terasa semakin tidak sehat, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog atau konselor.
Perbedaan Silent Treatment dan Me Time
Banyak yang salah membedakan silent treatment dengan me time. Keduanya tampak mirip karena sama-sama melibatkan jarak, tetapi sebenarnya sangat berbeda.
Me time dilakukan untuk menjaga kesehatan mental dan biasanya dikomunikasikan secara jelas. Sementara silent treatment dilakukan tanpa kejelasan, tanpa komunikasi, dan sering bertujuan untuk memberi hukuman emosional.
Jadi, jika seseorang mengatakan ingin menenangkan diri dan memberi tahu kapan akan kembali berkomunikasi, itu bukan silent treatment.
Apakah Silent Treatment Bisa Diperbaiki?
Jawabannya, bisa. Selama kedua belah pihak mau belajar berkomunikasi dengan sehat dan terbuka, kebiasaan silent treatment dapat diubah. Kuncinya ada pada kesadaran diri, empati, dan kemauan untuk memperbaiki cara menghadapi konflik.
Hubungan yang sehat bukanlah hubungan tanpa pertengkaran, melainkan hubungan yang mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang dewasa dan saling menghargai.
Kesimpulan
Silent treatment adalah perilaku diam secara sengaja untuk menghindari, menghukum, atau mengekspresikan kemarahan dalam hubungan. Meski terlihat sepele, dampaknya sangat besar bagi kesehatan mental dan kualitas hubungan. Dalam beberapa kondisi, silent treatment bahkan bisa termasuk kekerasan emosional.
Komunikasi yang jujur, terbuka, dan penuh empati adalah kunci utama untuk mencegah dan mengatasi silent treatment. Jika kamu sering mengalaminya, jangan ragu untuk mencari bantuan dan mulai membangun batasan yang lebih sehat dalam hubunganmu.
Dengan memahami arti silent treatment sejak dini, kamu bisa lebih bijak dalam menghadapi konflik dan menjaga kesehatan mental dengan lebih baik.
Editor: DAW



