Newestindonesia.co.id, Lawar Plek adalah salah satu kuliner tradisional Bali yang unik dan kaya akan cita rasa khas daerah. Makanan ini memiliki sejarah panjang dan erat kaitannya dengan budaya serta tradisi masyarakat Bali, khususnya di daerah pedesaan.
Namun, banyak yang bertanya: apakah Lawar Plek aman untuk dikonsumsi? Artikel ini akan membahas sejarah Lawar Plek di Bali dan mengulas dari sisi kesehatan dan keamanannya bagi tubuh.
Sejarah Lawar Plek di Bali
Lawar Plek merupakan jenis lawar khas Bali yang dibuat dari darah segar hewan, umumnya babi, yang dicampur dengan berbagai rempah, kelapa parut, serta sayuran seperti daun belimbing wuluh atau kacang panjang. Kata “plek” merujuk pada suara darah yang dituangkan ke dalam campuran lawar yang sedang diaduk.
Lawar Plek tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga memiliki nilai simbolis dalam upacara adat dan persembahan (yadnya). Masyarakat Bali percaya bahwa Lawar Plek membawa unsur “panas” atau kekuatan spiritual, dan biasanya disajikan dalam konteks ritual keagamaan seperti Galungan, Kuningan, atau potong gigi.
Proses Pembuatan Lawar Plek
- Pemilihan Bahan: Daging dan darah babi segar, sayuran, serta kelapa parut.
- Pengolahan Rempah: Bumbu Bali seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, kencur, dan cabai ditumis hingga harum.
- Pencampuran: Semua bahan dicampur dalam keadaan segar, termasuk darah yang dituangkan langsung dan diaduk hingga menyatu.
- Penyajian: Disajikan dalam keadaan segar, umumnya tidak dimasak kembali setelah darah dicampurkan.
Apakah Lawar Plek Aman untuk Dimakan?
Keamanan Lawar Plek sangat bergantung pada cara pengolahannya. Karena menggunakan darah segar yang tidak dimasak, potensi risiko kesehatan seperti infeksi bakteri, parasit, atau virus bisa terjadi jika kebersihan tidak dijaga dengan baik. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan:
- Asal-usul bahan baku: Pastikan daging dan darah berasal dari hewan sehat dan disembelih secara higienis.
- Kebersihan peralatan: Alat-alat masak dan tempat penyajian harus steril.
- Waktu konsumsi: Lawar Plek sebaiknya dimakan segera setelah dibuat dan tidak disimpan lama.
Kesimpulan: Secara tradisional, Lawar Plek aman dikonsumsi oleh masyarakat Bali yang telah terbiasa dan mengetahui cara pengolahan yang benar. Namun bagi wisatawan atau mereka yang belum terbiasa, sebaiknya berhati-hati dan pastikan mengonsumsinya dari tempat terpercaya.
Kesimpulan
Lawar Plek tidak hanya menawarkan rasa unik, tetapi juga menggambarkan kedalaman budaya kuliner Bali yang penuh makna. Meskipun ada risiko kesehatan jika tidak diolah dengan benar, Lawar Plek tetap menjadi bagian penting dari tradisi masyarakat Bali. Bagi Anda yang ingin mencicipi kelezatan otentik ini, pastikan untuk menikmatinya di tempat yang terjamin kebersihannya dan memahami sejarah di balik setiap suapannya.
Sumber: Berbagai Sumber, Editor: DAW
