Newestindonesia.co.id, Kalender Hijriah telah menjadi bagian dari tradisi dan budaya di Nusantara. Perayaan tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam dilakukan dengan penuh hikmat dengan berbagai cara yang simbolik, penuh perlambang.
Masyarakat di Nusantara merayakan dengan sajian aneka kuliner yang bukan sekadar enak dimakan, namun memiliki filosofi yang mendalam.
Di berbagai daerah Indonesia, tradisi menyajikan makanan spesial saat Tahun Baru Islam masih terus dilestarikan. Masing-masing makanan punya cerita dan filosofi tersendiri. Biasanya, hidangan itu melambangkan doa untuk keberkahan dan kemakmuran di tahun yang akan datang.
Setiap sajian tidak hanya menggugah selera, tapi juga sarat nilai budaya dan agama. Yuk, kita kenali makanan-makanan tradisional yang kerap hadir di momen Tahun Baru Islam.
1. Bubur Suro
Bubur suro adalah makanan khas Tahun Baru Islam yang biasa disajikan pada 1 Muharram, terutama di Jawa. Hidangan ini melambangkan rasa syukur atas keselamatan dan keberkahan, serta merupakan tradisi lama yang masih dijaga hingga sekarang.
2. Nasi Tumpeng
Nasi tumpeng berbentuk kerucut sering disajikan saat Tahun Baru Islam sebagai simbol harapan dan keberkahan. Bentuknya melambangkan gunung, yang dipercaya sebagai sumber rezeki dan keselamatan.
3. Ketupat dan Lontong
Ketupat dan lontong juga sering disajikan saat Tahun Baru Islam, biasanya bersama sayur lodeh atau opor. Hidangan ini melambangkan kebersamaan dan ampunan, dengan bentuk ketupat yang menggambarkan rumitnya hidup yang akhirnya menyatu.
4. Kue Apem
Kue apem adalah jajanan tradisional yang sering disajikan saat perayaan Tahun Baru Islam. Nama apem diyakini berasal dari kata Arab yang berarti ampunan, sehingga menyantapnya menjadi simbol permohonan maaf dan harapan akan berkah di tahun baru.
5. Kue Cucur
Kue cucur dengan pinggiran renyah dan tengah yang lembut sering disajikan saat Tahun Baru Islam di beberapa daerah. Bentuknya yang mengembang melambangkan harapan akan rezeki dan berkah yang terus bertambah.
Melalui sajian-sajian tradisional ini, perayaan Tahun Baru Islam menjadi lebih bermakna dan penuh nilai kebersamaan. Semoga tradisi ini terus dilestarikan sebagai wujud syukur dan harapan di tahun yang baru.
Sumber: RRI, Editor: DAW
