Connect with us

Hi, what are you looking for?

Newest Indonesia

Finance

Utang Pemerintah Capai Rp9.138 Triliun, Purbaya: Itu Masih Aman

Menteri Keuangan Baru Purbaya Yudhi Sadewa. Berikut Profilnya Foto: (Eva/detikcom)

Newestindonesia.co.id, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan posisi utang pemerintah yang kini mencapai Rp9.138 triliun masih aman dan terkendali, Seperti dilansir CNN Indonesia (11/10). 

Ia menegaskan pengelolaan utang tetap dilakukan secara hati-hati dengan komitmen memperkuat efisiensi belanja negara agar pembiayaan tidak bergantung pada pinjaman baru.

Menurut Purbaya, ukuran keamanan utang tidak bisa dilihat dari besarnya nominal, melainkan dibandingkan dengan kekuatan ekonomi nasional. Saat ini, rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) masih di bawah 39 persen, jauh di bawah batas risiko internasional.

Negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, bahkan Singapura memiliki rasio utang yang jauh lebih tinggi, namun tetap dianggap sehat secara fiskal.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Kan kalau acuan utang bahaya besar apa enggak, itu bukan dilihat dari nominalnya saja, tapi diperbandingkan dengan ekonominya,” kata Purbaya via Zoom saat mengisi Media Gathering Kemenkeu 2025 di Novotel Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10).

Ia mencontohkan beban utang seharusnya dilihat seperti perbandingan antara penghasilan dan kewajiban seseorang, bukan sekadar jumlah absolut. Dengan rasio yang masih di bawah 40 persen, Indonesia disebut berada di posisi aman.

Karena itu, Purbaya meminta agar isu utang tidak dijadikan alat menciptakan persepsi negatif terhadap ekonomi nasional.

“Ini kan Rp9.000 triliun itu sekarang masih di bawah 39 persen dari PDB kan, jadi dari standar ukuran internasional itu masih aman,” ujarnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Bayarnya gampang, saya enggak bisa bayar mungkin atau susah membayar utangnya. Jadi acuannya bukan nilai absolut nominal saja, tapi dibandingkan dengan rasio ekonominya. Kita aman, masih di bawah 40, berarti kan 60 persen,” tambah Purbaya.

Baca juga:  Cara Menggunakan Adobe Illustrator Dan Photoshop Untuk Membuat Desain Marketing Yang Profesional

Pemerintah, katanya, justru terus menjaga prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan pembiayaan agar tetap sesuai dengan kapasitas fiskal negara.

Kendati demikian, Purbaya menyadari pentingnya mengendalikan penerbitan utang baru di tengah kebutuhan pembangunan yang tinggi.

Pemerintah akan berupaya menekan penambahan utang dengan memperbaiki kualitas belanja negara. Setiap rupiah hasil pembiayaan akan diarahkan untuk kegiatan produktif yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Ia juga berjanji melakukan evaluasi terhadap struktur pengeluaran negara agar lebih efisien.

“Ke depan kita akan cepat coba kontrol belanja pemerintah supaya lebih baik, sehingga yang enggak perlu-perlu saya bisa mulai potong,” ujarnya.

Langkah itu, kata dia, bukan berarti memangkas program penting, melainkan menertibkan kegiatan yang tidak efisien dan berpotensi memboroskan uang negara.

“Bukan berarti saya memotong program pemerintah, tapi saya memotong program-program yang tidak efisien, yang hanya memboroskan uang negara yang sebagian tadi diperoleh dari utang. Jadi akan kita menciptakan belanja yang lebih bertanggung jawab ke depan,” tuturnya lebih lanjut.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah per Juni 2025 mencapai Rp9.138 triliun. Angka itu terdiri dari pinjaman sebesar Rp1.157 triliun dan surat berharga negara (SBN) Rp7.980 triliun.

Jika dibandingkan dengan Mei 2025 yang mencapai Rp9.177 triliun, beban utang turun tipis, namun masih meningkat dari akhir 2024 sebesar Rp8.813 triliun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto menjelaskan rasio utang terhadap PDB Indonesia saat ini berada di level 39,86 persen, tergolong rendah dibandingkan banyak negara lain. Ia menyebut Malaysia memiliki rasio 61,9 persen, Filipina 62 persen, Thailand 62,8 persen, India 84,3 persen, dan Argentina 116,7 persen.

Baca juga:  Dijual Tanah 15,7 Are Di Gianyar Bali View Nusa Penida Dan Gunung Agung

Menurut Suminto, posisi tersebut menunjukkan Indonesia masih berada pada zona aman dan moderat. Namun, ia mengingatkan bahwa utang tetap harus dikelola dengan hati-hati karena bersumber dari pajak yang akan dibayar oleh generasi berikutnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

“Utang ini sebenarnya future tax. Artinya, kewajiban yang akan dipenuhi di masa depan oleh generasi yang akan datang. Sehingga kita betul-betul melakukan utang secara hati-hati, terukur, dan dalam batas kemampuan membayar kembali di masa depan,” katanya.

Editor: DAW

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Editor Picks

Business

Newestindonesia.co.id, Bank Mandiri merayakan ulang tahun ke-27 pada Kamis (2/10/2025) dengan mengusung tema Sinergi Majukan Negeri”. Perayaan ulang tahun Bank Mandiri dikemas dalam program bertajuk “HUT...

Health

Newestindonesia.co.id, Cuaca panas yang kerap melanda berbagai wilayah dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan tubuh, khususnya pada kulit. Paparan sinar matahari yang terik berpotensi memicu...

National

Newestindonesia.co.id, Sebuah perusahaan bernama PT. Eklanku Indonesia Cemerlang yang menaungi usaha berupa aplikasi pada smartphone seperti OTU Chat, GoWist, Oway, PayKu. Namun pada era...

Regional

Newestindonesia.co.id, Chasandra Thenu, Seorang selebgram berasal dari Ambon, Provinsi Maluku diterpa isu bahwa diduga video syurnya bocor di media sosial bersama mantan pacarnya yang...

Advertisement