Newestindonesia.co.id, Investasi obligasi semakin diminati karena menawarkan imbal hasil lebih stabil dibanding saham. Namun, banyak investor masih bertanya-tanya: bagaimana sebenarnya pengelolaan uang obligasi di Bank BUMN? Apa saja prosesnya? Aman tidak? Artikel ini akan menjelaskan cara kerja, alur pengelolaan, sampai keuntungan dan risikonya.
Apa Itu Obligasi di Bank BUMN?
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan, dan investor akan mendapatkan bunga (kupon) secara berkala.
Di Bank BUMN seperti BRI, BNI, Mandiri, dan BTN, obligasi biasanya tersedia dalam bentuk:
- ORI (Obligasi Ritel Indonesia)
- SBR (Savings Bond Ritel)
- SR (Sukuk Ritel)
- Green Bond
- Obligasi korporasi tertentu
Bank BUMN berperan sebagai agen penjual dan pengelola transaksi, bukan penerbit obligasi (kecuali jika obligasi milik bank itu sendiri).
Bagaimana Uang Obligasi Dikelola di Bank BUMN?
Saat membeli obligasi melalui bank BUMN, proses pengelolaan uangnya melalui beberapa tahapan:
Verifikasi & Penempatan Dana Investor
Dana yang Anda bayarkan akan:
- Diverifikasi oleh sistem bank
- Dimasukkan ke rekening khusus pembelian obligasi
- Dicatat dalam sistem KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia)
Bank tidak menahan uang sebagai tabungan, tetapi meneruskannya ke penerbit obligasi.
Dana Diteruskan ke Penerbit Obligasi
Setelah masa penawaran ditutup, dana Anda ditransfer ke pemerintah (untuk ORI/SBR/SR) atau perusahaan penerbit (untuk obligasi korporasi).
Bank hanya berfungsi sebagai jembatan transaksi.
Obligasi Dicatat di KSEI
KSEI mencatat kepemilikan obligasi Anda dalam bentuk:
- SALDIT (Sub Account for Letter of Debt)
- Tercatat atas nama Anda
- Tidak bisa diubah atau diakses pihak lain
Bank BUMN memantau statusnya lewat sistem kustodian.
Bank Menyalurkan Kupon (Bunga) Obligasi
Setiap bulan atau triwulan, kupon obligasi akan:
- Diterima bank dari penerbit obligasi
- Dipotong pajak sesuai aturan
- Masuk ke rekening tabungan Anda secara otomatis
Inilah yang disebut pendapatan pasif (passive income) dari obligasi.
Jatuh Tempo & Pengembalian Dana
Saat masa obligasi berakhir (maturity):
- Pemerintah/perusahaan mengembalikan modal pokok
- Bank meneruskan dana kembali ke rekening investor
- KSEI mencatat bahwa obligasi telah selesai
Modal Anda kembali 100% untuk obligasi pemerintah ritel (ORI, SBR, SR).
Apakah Aman Menyimpan Obligasi di Bank BUMN?
Ya, karena:
✅ Dikelola melalui KSEI, bukan disimpan manual oleh bank
✅ Pembelian dan pencatatan diawasi OJK
✅ Obligasi pemerintah ritel dijamin 100% oleh negara
✅ Bank BUMN menggunakan sistem perbankan yang diaudit dan tersertifikasi
Keamanan lebih tinggi dibanding menyimpan uang tunai.
Keuntungan Membeli Obligasi Lewat Bank BUMN
Berikut manfaatnya:
- Akses mudah melalui aplikasi mobile banking
- Kupon stabil dan dibayar rutin
- Risiko rendah, terutama untuk obligasi pemerintah
- Proses transaksi transparan
- Didukung oleh customer service 24 jam
Bank BUMN juga sering memberikan edukasi atau analisis pasar secara berkala.
Risiko yang Perlu Diperhatikan
Meski relatif aman, beberapa risiko tetap ada, yaitu:
- Risiko likuiditas (tidak semua obligasi bisa dijual sewaktu-waktu)
- Risiko suku bunga (harga obligasi bisa naik-turun)
- Risiko gagal bayar untuk obligasi korporasi, meski jarang terjadi
Pahami prospektus sebelum membeli.
Tips Membeli Obligasi di Bank BUMN
✔ Pilih bank yang menyediakan fitur pembelian via aplikasi
✔ Baca prospektus dan tenor obligasi
✔ Sesuaikan dengan tujuan keuangan
✔ Diversifikasi portofolio (jangan hanya satu jenis obligasi)
✔ Pilih obligasi pemerintah untuk risiko rendah
Kesimpulan
Pengelolaan uang obligasi di Bank BUMN sangat aman, transparan, dan terstruktur.
Bank hanya bertindak sebagai agen penjual dan penyalur dana, sedangkan pencatatan kepemilikan dilakukan oleh KSEI dan pengembalian dana dilakukan oleh penerbit obligasi.
Jika Anda ingin investasi yang stabil, aman, dan memberi penghasilan rutin, obligasi melalui Bank BUMN adalah pilihan yang sangat menarik.
Sumber: Berbagai Sumber, Editor: DAW



