“Artinya kan BSU, sekali lagi, didesain untuk meningkatkan daya beli dan kepada mereka yang sudah terdaftar aktif sebagai pemberi iuran BPJS Ketenagakerjaan. Dan saya optimis BSU itu dipakai untuk kebaikan,” ujar Yassierli saat ditemui di gedung DPR/MPR di Jakarta, Senin (7/7/2025).
“Saya optimis BSU itu menjadi sesuatu bagi pekerja untuk meningkatkan daya beli mereka. Kita harus optimis, ya” paparnya.
Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sebanyak 8,3 juta pekerja atau buruh sudah penerima bantuan subsidi upah. Angka tersebut tercatat hingga Senin hari ini. Yassierli mengatakan, total penerima BSU 2025 mencapai 17,3 juta orang, namun baru 8,3 juta pekerja yang menerimanya, sehingga tersisa 9 juta pekerja yang belum mendapatkan bantuan subsidi upah.
“Total yang sudah kita salurkan itu sudah sebanyak 8,3 juta orang dan yang belum, dari total target itu sekitar 17 juta (pekerja),” bebernya.
Adapun, skema penyaluran BSU dilakukan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan PT Pos Indonesia (Persero). Yassierli menyebut, mayoritas pekerja dari 9 juta orang yang belum memperoleh BSU akan dicairkan lewat Pos Indonesia. Sementara sebagian kecil buruh lainnya dicairkan lewat Himbara dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk, (BSI).
“Yang belum itu sebagian besar nanti dari PT Pos dan ini memang membutuhkan waktu ya. Dan masih ada beberapa, sebagian kecil itu yang akan kita salurkan melalui Bank Himbara,” lanjut Yassierli.
Khusus Pos Indonesia, ditargetkan selesai pekan ini, setelah data penerima diverifikasi dan validasi. Bila proses pengecekan sudah rampung, maka segera dicairkan ke rekening penerima.
