Newestindonesia.co.id, Perusahaan hiburan dan rekreasi, Finns Recreation Club di Jalan Pantai Berawa, Canggu, Kuta Utara, Badung, terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 157 karyawannya pada tahun ini. Pemutusan kerja itu menyusul perombakan strategi bisnis perusahaan, dari sebelumnya berfokus pada sektor rekreasi yang kini beralih menjadi resor.
Kepastian itu terungkap dari laporan manajemen kepada Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Badung beberapa waktu lalu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung memastikan laporan itu dengan melakukan verifikasi lapangan, Senin (23/6/2026) ke lokasi di Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung.
“Kami melihat kondisi riil ini, memang ada perubahan (renovasi) bangunan dari awalnya konsep rekreasi, berubah jadi resor. Kami pastikan apa yang menjadi hak-hak pekerja sudah didapatkan sesuai regulasi,” kata Kepala Disperinaker Badung I Putu Eka Merthawan, di sela-sela verifikasi lapangan, Dikutip melalui Detik Bali.
Disperinaker Badung bersama Tim Siaga PHK, yaitu Mediator Hubungan Industrial, Perlindungan Tenaga Kerja, Pengantar Kerja, dan Penyuluh Industri, menerima laporan dari manajemen bahwa kebijakan PHK dilakukan seiring dengan adanya perubahan strategi bisnis perusahaan menjadi resor. Buntutnya, beberapa pekerja tak bisa dipertahankan selama masa transisi ini.
“Dari laporan manajemen, PHK ini jalan terakhir diambil setelah sebelumnya para pekerja ditawarkan untuk sementara waktu bertahan, atau bersedia dipindah ke unit bisnis lain seperti Finns Beach Club. Sebab pembangunanan resort ini butuh waktu 2 tahun,” jelas Eka.
Menurut Eka Merthawan, Disperinaker Badung, mendorong agar mengedepankan pendekatan dialog sosial dan penyelesaian yang adil antara manajemen dan pekerja. Pihaknya juga memastikan seluruh hak-hak pekerja yang di-PHK tetap terlindungi.
“Kami akan terus awasi ketat soal hak-hak mereka. Pendampingan tentu jelas ada dan kami malahan memfasilitasi komunikasi antara perusahaan dan pekerja terdampak. Secara umum kami mengawasi secara periodik proses PHK agar sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” beber mantan Kadis DLHK Badung itu.
“Kami juga sampaikan, seluruh perusahaan yang sedang melalui masa sulit agar lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Sebisa mungkin menghindari terjadinya PHK,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur PT Bali Mitra Internasional (Finns Recreation Club) Wayan Wirawan mengakui pemutusan hubungan kerja ratusan karyawan itu. Menurutnya, PHK sebagian besar adalah pilihan akhir dari para karyawan sendiri.
“Di balik apa yang disebut PHK ini, sebenarnya kami juga memberikan pilihan, kesempatan sebelumnya. Pilihan pertama tetap bekerja, kedua menunggu sampai resor ini dibuka. Sejumlah 157 orang ini memilih tidak bersama kami,” ungkap Wirawan.
Ia membantah PHK itu dilakukan secara sepihak. Meski begitu, pihaknya hanya menegaskan pemutusan ini imbas dari perubahan manajemen dan perombakan strategi bisnis dari konsep rekreasi, menjadi resor. Finns akan membangun hotel.
“Ternyata sebagian besar ingin melanjutkan usahanya sendiri. Kami juga tidak mau kondisi keuangan mereka terpuruk. Jadi laporannya ada yang meneruskan usaha laundry, makanan dan lain-lain. Kami cukup senang apa yang (pekerja) didapat ternyata bisa diteruskan di luar sana,” sambung Wirawan.
Editor: DAW
