Newestindonesia.co.id, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah akan memperkuat sektor logistik nasional. Sehingga biaya logistik di Indonesia bisa turun menjadi 8 persen dalam lima tahun mendatang.
“Biaya logistik kita hari ini di kisaran 14,5 persen diharapkan bisa turun ke 12,5 persen kemudian turun lagi menjadi 8 persen. Negara lainya di ASEAN, biaya logistiknya sudah single digit, jadi kita masih ada nilai yang harus diturunkan,” kata Menko Airlangga di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, jelang Conference and Exhibition Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Rabu (2/7/2025), Seperti dikutip melalui RRI.
Menurut Menko Perekonomian, Indonesia berada di peringkat ke-61 dari 139 negara di dunia dalam biaya logistik. Untuk itu pemerintah sudah menyiapkan strategi penguatan sektor logistik nasional, sehigga biaya logistik bisa turun menjadi satu digit.
“Strategi pertama adalah penguatan infrastruktur layanan backbone dan sarana penunjang logistik. Kedua, integrasi dan digitalisasi logistik dan ketiga, peningkatan daya saing sumber daya manusia dan penyedia jasa logistik,” ujarnya.
Karenanya, tambah Airlangga, pemerintah akan mendorong kerja sama dengan pelaku usaha dan semua pemanggku kepentingan. “Sektor logistik menjadi penting untuk meningkatkan ekspor kita, yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya
Saat ini sektor logistik mengalami pertumbuhan sekitar 20 persen. Rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,64 persen di tahun 2024.
Salah satu penyebab masih tingginya biaya logistik di Indonesia, karena beban pungutan termasuk pajak. Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Johan.
Dalam acara yang sama, Akbar mengatakan,”Masih ada rezim kebijakan pajak, ini menjadi hal krusial agar bisa ditinjau ulang.” Beberapa diantaranya adalah pajak layanan luar negeri, pajak freight cost dan PPN.
“Ini masih membenani. Praktek-praktek di luar negeri hal seperti ini tidak ditemukan,” ujarnya.
Lebih lanjut Ketua DPP ALFI, Akbar Johan juga mengatakan, sektor logistik sangat rentan dengan regulasi. Karenanya dia sangat mendukung adanya deregulasi di sektor logistik.
“Perbaikan regulasi dalam ekosistem logistik membuat sektor ini menjadi lebih efisien. Sehingga daya saing akan meningkat, serta dapat mendukung capaian target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar delapan persen,” kata Akbar menutup pernyataannya.
Editor: DAW
