Newestindonesia.co.id, Terungkap fakta mengejutkan soal kematian dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang berinisial DLL (35) yang ditemukan tewas Korban ternyata satu kartu keluarga (KK) dengan polisi berinisial AKBP B. DLL ditemukan meninggal di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, pada Senin (17/11/2025) pukul 05.30 WIB.
Korban ditemukan dalam kondisi tergeletak tanpa busana di lantai kamar kostel. Sebelumnya, Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasoir menyatakan, korban sempat bermalam bersama seorang laki-laki.

“Inisialnya D, usia 35 tahun. Dia berdua dengan seseorang. Mereka satu kamar, sama laki-laki,” ujar Nasoir, Selasa (18/11/2025), seperti dikutip melalui Kompas.
DLL merupakan tenaga pendidik yang mengajar hukum pidana di Untag Semarang. Kerabat korban, Tiwi, menyebutkan, korban dikenal pendiam dan telah merantau di Semarang sekitar empat tahun, setelah orangtuanya meninggal.
“Korban masih sendiri (lajang), ia kuliah hingga jadi dosen tetap di Untag belum lama, sekitar 2021 atau 2022,” kata Tiwi.
Selama tinggal di Semarang, korban memiliki kamar kos sendiri yang berlokasi dekat kostel tempat ia ditemukan meninggal. Tiwi mengungkapkan, korban sering keluar masuk kostel tersebut belakangan ini.
“Ya, kabarnya korban sering keluar masuk kostel itu akhir-akhir ini,” ujar Tiwi. Tiwi menambahkan, korban tidak memiliki riwayat penyakit serius.
“Korban dari dulu kelihatan sehat tidak ada tanda-tanda sakit tertentu,” tambahnya.
Temuan fakta
Fakta mengejutkan terungkap setelah kematian korban: DLL dan saksi AKBP B tercatat dalam satu KK. Menurut Tiwi, korban dimasukkan sebagai anggota keluarga AKBP B agar dapat pindah KTP ke Semarang.
“Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP B), katanya sebagai saudara. Kecurigaan ini muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dengan saksi pertama kok sama, ternyata mereka satu KK, korban dimasukkan ke KK sebagai saudara,” ungkap Tiwi.
Keluarga korban mempertanyakan mengapa AKBP B tidak hadir saat jenazah korban hendak diotopsi, padahal disebut sebagai anggota keluarga.
Kematian DLL juga memunculkan sejumlah kejanggalan. Keluarga baru menerima informasi kematian korban pada Senin petang. Padahal, korban ditemukan pagi harinya. Selain itu, korban ditemukan telanjang dan telentang di lantai kamar tanpa alas, dengan wajah dan kondisi yang berbeda dari semasa hidup.
“Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban. Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima, ada bercak darah keluar dari bagian intim korban. Nah, ini yang membuat keluarga korban masih merasa janggal atas kematian ini,” jelas Tiwi.
Meski merasa janggal, keluarga korban masih menunggu keputusan keluarga besar untuk menentukan langkah hukum ke depan.
“Sebenarnya keluarga sudah menggebu-gebu, tapi silakan nanti keluarga terutama kakak kandung dari korban,” tutur Tiwi.
Editor: DAW



