Newestindonesia.co.id, Rahinan Kajeng Kliwon merupakan salah satu hari suci dalam kalender Bali yang hingga kini masih sangat dihormati oleh masyarakat Hindu di Pulau Dewata. Hari ini dikenal memiliki aura spiritual yang kuat dan sering dikaitkan dengan kekuatan niskala (tak kasat mata), sehingga dianggap keramat dan penuh makna religius.
Lalu, apa sebenarnya makna Rahinan Kajeng Kliwon dan mengapa hari ini begitu penting bagi umat Hindu di Bali? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Rahinan Kajeng Kliwon?
Rahinan Kajeng Kliwon adalah hari suci yang terjadi setiap 15 hari sekali, tepatnya pada pertemuan Tri Wara Kajeng dan Panca Wara Kliwon dalam sistem penanggalan Bali (pawukon).
Dalam satu bulan, Rahinan Kajeng Kliwon bisa terjadi dua kali, sehingga frekuensinya cukup sering dibandingkan hari suci besar lainnya. Meski demikian, kesakralannya tetap dijaga dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran spiritual.
Mengapa Kajeng Kliwon Dianggap Keramat?
Kajeng Kliwon dipercaya sebagai hari turunnya energi spiritual yang sangat kuat. Dalam kepercayaan Hindu Bali, pada hari ini terjadi pertemuan antara energi positif (Dewa) dan negatif (Bhuta Kala).
Oleh karena itu, umat Hindu melakukan berbagai upacara untuk:
- Menjaga keseimbangan alam (Bhuana Agung)
- Menyucikan diri manusia (Bhuana Alit)
- Menetralisir pengaruh negatif
Kajeng Kliwon juga kerap dikaitkan dengan kekuatan Ratu Gede Mecaling, sosok niskala yang dipercaya membawa wabah atau energi negatif jika tidak dinetralisir dengan upacara dan persembahan.
Makna Spiritual Rahinan Kajeng Kliwon
Secara spiritual, Rahinan Kajeng Kliwon mengajarkan umat Hindu Bali untuk:
- Lebih eling lan waspada (ingat dan waspada)
- Mengendalikan pikiran, perkataan, dan perbuatan
- Mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Hari ini menjadi momen yang tepat untuk melakukan pembersihan rohani, meditasi, dan introspeksi diri agar terhindar dari pengaruh buruk, baik secara sekala maupun niskala.
Upacara dan Tradisi Saat Kajeng Kliwon
Pada Rahinan Kajeng Kliwon, umat Hindu biasanya melaksanakan beberapa tradisi berikut:
1. Menghaturkan Banten
Banten yang umum dihaturkan antara lain:
- Banten Pejati
- Canang Raka
- Segehan Mancawarna
Persembahan ini ditujukan untuk menjaga keharmonisan antara manusia dan alam semesta.
2. Sembahyang di Merajan dan Pura
Umat Hindu melakukan persembahyangan di:
- Merajan (sanggah keluarga)
- Pura Kahyangan Tiga
- Pura lainnya sesuai desa adat
3. Pantangan dan Etika Spiritual
Sebagian masyarakat Bali menghindari:
- Berkata kasar
- Melakukan perbuatan negatif
- Kegiatan yang bersifat merusak kesucian hari
Kajeng Kliwon dalam Kehidupan Modern
Meski zaman terus berkembang, Rahinan Kajeng Kliwon tetap dijaga eksistensinya. Bahkan, banyak masyarakat Bali modern yang:
- Meluangkan waktu khusus untuk sembahyang
- Mengurangi aktivitas duniawi
- Mengisi hari dengan kegiatan positif dan spiritual
Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur dalam Rahinan Kajeng Kliwon tetap relevan hingga saat ini.
Kesimpulan
Makna Rahinan Kajeng Kliwon bukan sekadar hari keramat, tetapi merupakan pengingat akan pentingnya keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Melalui upacara dan kesadaran spiritual, umat Hindu Bali menjaga keharmonisan hidup agar selalu berada di jalan dharma.
Dengan memahami makna Kajeng Kliwon, kita dapat belajar untuk lebih menghargai tradisi, menjaga sikap, dan menumbuhkan kesadaran spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
Editor: DAW



