Newestindonesia.co.id, Seorang pendaki asal Korea Selatan tewas di dekat Gunung Everest setelah terjebak badai salju hebat yang melanda kawasan Himalaya baru-baru ini.
Sementara itu, ratusan pendaki lainnya masih terperangkap di puncak tertinggi dunia akibat cuaca ekstrem. Pendaki tersebut sempat dilaporkan hilang di sekitar Mera Peak, gunung setinggi 6.476 meter di Nepal.
Kematiannya telah dikonfirmasi oleh Asosiasi Pendaki Gunung Nepal pada Selasa (7/10/2025). Peristiwa ini terjadi bersamaan dengan upaya penyelamatan besar-besaran terhadap ratusan pendaki yang terjebak di lereng Everest setelah badai salju menghantam kawasan timur pegunungan tersebut pada Minggu (5/10/2025).
Dikutip dari BBC, Senin (6/10/2025), hampir 1.000 pendaki sempat terdampar setelah hujan salju deras mengguyur sejak Jumat (3/10/2025) malam. Cuaca ekstrem itu membuat sejumlah pemandu gunung tidak siap menghadapi kondisi yang memburuk dengan cepat.
Salah satu pendaki bernama Geshuang Chen (29) menceritakan, ia memulai pendakian pada Sabtu (4/10/2025) pagi. Ia dan rombongan akhirnya mundur keesokan harinya setelah salju menumpuk hingga setebal satu meter.
“Kami semua pendaki berpengalaman, tapi badai salju ini sangat sulit dihadapi. Saya sangat beruntung bisa keluar,” kata Chen.
Sementara, fotografer alam asal China, Dong Shuchang (27) yang tergabung dalam rombongan tersebut mengaku hampir tidak bisa tidur karena derasnya salju yang turun. “Jas hujan dan jaket antiangin kami tidak mampu menahan salju. Kami semua basah kuyup,” ujarnya. Ia menambahkan, beberapa anggota kelompoknya yang berjumlah 20 orang menunjukkan gejala hipotermia.
Meskipun ia telah mendaki ke Himalaya lebih dari selusin kali, Dong mengaku belum pernah menghadapi cuaca seburuk ini. “Cuaca tahun ini tidak normal. Cuaca di pegunungan sangat basah dan dingin. Gejala hipotermia merupakan risiko nyata,” lanjut dia.
Kelompok itu menghabiskan hampir enam jam berjalan kembali pada Minggu (5/10/2025), karena jalan setapak telah terkubur di bawah salju tebal. “Semua orang berjalan pelan. Jalannya sangat licin. Saya terus jatuh karena es,” tutur Dong. Dalam perjalanan turun, mereka bertemu penduduk desa Tibet setempat yang sedang membawa perbekalan mendaki bukit untuk upaya penyelamatan.
Penduduk desa memberi tahu dia bahwa ratusan penduduk setempat telah bergabung dalam operasi pencarian dan penyelamatan. “Banyak orang datang ke sini untuk mendaki selama Golden Week, tetapi salju tahun ini luar biasa,” kata Chen. “Saya sangat beruntung bisa keluar (dari badai salju),” lanjut dia.
Badai salju hebat di sekitar Gunung Everest mengejutkan para pemandu dan pendaki berpengalaman. Informasi dari wilayah terpencil di Tibet sulit diperoleh, namun unggahan di media sosial menggambarkan suasana kacau di tengah badai dan ketenangan para tim penyelamat.
Dalam sejumlah rekaman, terlihat para pemandu berjuang membersihkan salju di tengah kegelapan demi mencegah tenda dan pendaki tertimbun salju basah yang semakin menebal. Begitu alarm darurat berbunyi, tim penyelamat, termasuk petugas pemadam kebakaran Tibet, bergerak menembus malam.
Rekaman lain menunjukkan mereka menggendong para pendaki yang kelelahan di punggung, menuntun mereka menuruni jalur pegunungan yang tertutup salju tebal. Ratusan orang berhasil dievakuasi secara bertahap ke tempat aman. Perjalanan turun menjadi semakin sulit karena rute hampir tak dapat dikenali.
Hanya penduduk lokal yang memahami jalur tersebut, dibantu yak dan kuda yang membawa perlengkapan bagi para pendaki yang terjebak. Beberapa pendaki juga membagikan rekaman saat penduduk desa memberikan makanan hangat kepada mereka yang berhasil mencapai pemukiman terdekat.
Dikutip dari ABC, Rabu (8/10/2025), otoritas di wilayah barat Xinjiang, China, kini menghentikan seluruh kegiatan pendakian dan berkemah di sekitar Danau Kanas di Pegunungan Altai.
Polisi mengevakuasi lebih dari 300 pendaki yang hendak menuju kawasan tersebut. Petugas patroli juga menemukan 16 pendaki di area pegunungan, salah satunya mengalami hipotermia dan tidak bisa berjalan.
Korban segera dibawa ke rumah sakit dan kini dilaporkan dalam kondisi stabil. Pihak berwenang mengatakan, jalan raya di wilayah yang tertutup salju telah dibersihkan agar tim penyelamat dan warga bisa kembali melintas dengan aman.
Editor: DAW
