Newestindonesia.co.id, Tulungagung, kota yang dikenal sebagai “Kota Marmer”, menyimpan kekayaan kuliner tradisional yang tak kalah menarik dibandingkan keindahan alam dan kerajinan lokalnya. Camilan khas seperti Ledre Pisang yang renyah, Enting-Enting Kacang penuh rasa, hingga manis legitnya Gethuk Pisang mewakili aroma dan rasa ‘kampung halaman’ yang membuatnya wajib dijadikan oleh-oleh.
Mari simak lebih lanjut kudapan otentik yang siap memikat lidah dan hati berikut ini!
Oleh-oleh Khas Tulungagung yang Bisa Anda Coba
Sudah pernah coba tiga oleh-oleh khas Tulungagung berikut Ini?
Ledre Pisang
Ledre Pisang adalah camilan khas Tulungagung yang begitu digemari wisatawan karena keunikan teksturnya: renyah seperti semprong dengan aroma pisang yang harum. Dibuat dari campuran pisang matang, tepung beras atau ketan, santan, serta gula yang kemudian dipanggang hingga menghasilkan tekstur kering dan wangi harum menggoda.
Keistimewaan versi Tulungagung justru terletak pada aroma pisang yang lebih kuat dan rasa manis yang seimbang tanpa berlebihan. Meski berasal dari resep tradisional, Ledre Pisang tetap menjadi pilihan modern bagi banyak pelancong, karena mudah disimpan dan dibawa pulang. Harganya pun sangat terjangkau, umumnya dimulai dari sekitar Rp25.000 per kemasan, menjadikannya pilihan camilan dan oleh-oleh yang praktis dan ekonomis.
Enting-Enting Kacang
Enting-Enting Kacang juga dikenal sebagai Geti adalah camilan tradisional yang memadukan kacang tanah dan wijen yang dicampur dengan karamel gula merah, dibentuk kecil dan mengeras hingga menghasilkan sensasi gurih dan manis yang khas. Camilan ini disukai karena teksturnya yang padat namun mudah dinikmati dan rasanya yang ringan di lidah.
Keunggulan lain dari Enting-Enting adalah daya tahan yang tinggi, membuatnya ideal sebagai oleh-oleh yang praktis dibawa pulang sepanjang perjalanan. Harganya juga sangat bersahabat, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp15.000 per bungkus, tergantung ukuran dan tempat pembelian.
Kue Sagon
Kue Sagon adalah camilan tradisional yang kini menjadi favorit banyak orang karena rasa gurih-manisnya dan aroma kelapa yang menggoda. Terbuat dari tepung ketan, tepung sagu, dan parutan kelapa, kue ini dipanggang hingga menghasilkan tekstur renyah di bagian luar dan lembut di dalam, ideal dinikmati bersama teh atau kopi hangat.
Kue Sagon juga terkenal dengan harga terjangkau, yakni sekitar Rp10.000 per bungkus menjadikannya pilihan ekonomis namun bernilai tinggi sebagai oleh-oleh dari Tulungagung.
Brondong Ketan
Brondong Ketan, atau juga dikenal sebagai Jipang, adalah camilan manis dan renyah yang terbuat dari beras ketan mekar yang kemudian dilapisi gula dan terkadang parutan kelapa. Teksturnya yang ringan serta kesan legit membuat kudapan ini cocok dijadikan teman santai atau oleh-oleh untuk keluarga di rumah.
Meski proses pembuatannya cukup sederhana, Brondong Ketan menawarkan keunikan rasa tradisional yang sulit ditemukan di tempat lain. Harganya pun cukup terjangkau, sekitar Rp15.000 per pack, value yang sepadan dengan cita rasanya.
3 Rekomendasi Membeli Oleh-Oleh Khas Tulungagung
Berikut tiga rekomendasi tempat untuk membeli oleh-oleh khas Tulungagung yang dapat Anda kunjungi.
Pusat oleh-oleh di pusat kota Tulungagung
Banyak kios atau toko oleh-oleh di sekitar pasar tradisional dan Jalan Diponegoro menyediakannya—khususnya Ledre Pisang, Kue Sagon, dan Brondong Ketan—dengan kualitas baik dan harga bersahabat.
Desa Jabalsari, Sumbergempol
Desa ini dikenal sebagai pusat produksi Enting-Enting Kacang. Di sini, kamu dapat membeli langsung dari produsen lokal dengan variasi rasa dan harga mulai Rp5.000 hingga Rp15.000 per bungkus.
Toko oleh-oleh modern seperti Bakpia Jepun Tulungagung
Jika mencari variasi camilan kekinian, Bakpia Jepun menawarkan pilihan bakpia basah dengan berbagai rasa seperti cokelat-keju, telo ungu, vanilla susu, kacang hijau, dan Enten-Enten—harga berkisar antara Rp25.000 hingga Rp35.000 per pack.
Kesimpulan
Oleh-oleh khas Tulungagung mencerminkan kekayaan rasa dan budaya lokal—dari Ledre Pisang yang renyah dan harum, Enting-Enting Kacang yang manis-gurih, Kue Sagon klasik, hingga Brondong Ketan lembut tapi renyah. Semuanya mudah dijangkau di pusat oleh-oleh, Desa Jabalsari, atau toko modern seperti Bakpia Jepun.
Sumber: Berbagai Sumber, Editor: Chusnul Chotimah
