Newestindonesia.co.id Istilah omakase berasal dari bahasa Jepang (お任せ) yang memiliki arti “saya serahkan kepada Anda”. Konsep ini merujuk pada pengalaman makan di mana pelanggan mempercayakan pilihan menu sepenuhnya kepada sang koki. Biasanya, omakase disajikan di restoran sushi atau fine dining Jepang, di mana setiap hidangan disiapkan langsung di depan tamu, berdasarkan bahan segar yang tersedia hari itu.
Sejarah dan Filosofi Omakase
Omakase bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang kepercayaan dan penghormatan terhadap keterampilan koki. Tradisi ini berakar dari budaya Jepang yang menjunjung tinggi kualitas, kesegaran, dan keharmonisan antara rasa, tekstur, serta presentasi. Di balik setiap potong sushi atau hidangan kecil lainnya, ada dedikasi dan pengalaman bertahun-tahun dari sang chef.
Mengapa Omakase Semakin Populer?
Dalam beberapa tahun terakhir, omakase di Indonesia mulai mendapat tempat di hati para pecinta kuliner. Ada beberapa alasan mengapa pengalaman makan ini semakin digemari:
- Eksklusivitas: Jumlah tamu yang terbatas menciptakan suasana intim dan personal.
- Kejutan Rasa: Menu yang selalu berubah menghadirkan sensasi baru setiap kali datang.
- Kualitas Tinggi: Bahan-bahan premium, seperti uni (landak laut), toro (bagian lemak tuna), dan wagyu, menjadi andalan.
- Interaksi dengan Chef: Pelanggan dapat berdialog langsung dengan chef, menambah wawasan soal kuliner Jepang.
Apa yang Diharapkan Saat Makan Omakase?
Jika kamu berencana mencoba omakase, berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui:
- Reservasi Wajib: Karena tempat terbatas, sebagian besar restoran omakase hanya melayani tamu yang telah memesan.
- Harga Sesuai Kualitas: Omakase bukan pilihan makan murah, namun sebanding dengan pengalaman yang ditawarkan. Harga omakase di Jakarta, misalnya, bisa berkisar antara Rp500.000 hingga lebih dari Rp2.000.000 per orang.
- Etika Makan: Menghargai chef, mengikuti urutan penyajian, dan tidak menggunakan kecap berlebihan adalah bagian dari etika makan omakase.
Sumber: Berbagai Sumber, Editor: Dhea Eka Andini
