Newestindonesia.co.id, Jajan Laklak merupakan salah satu kue tradisional khas Bali yang masih eksis hingga saat ini. Kue ini memiliki bentuk bulat pipih dengan tekstur lembut dan sedikit kenyal, biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut dan siraman gula merah cair.
Rasanya yang manis dan gurih membuat Laklak sangat cocok menjadi teman minum kopi atau teh di pagi hari. Tapi tahukah Anda bagaimana sejarah dan filosofi di balik jajanan tradisional Bali ini?
Asal-Usul dan Sejarah Laklak Bali
Laklak dipercaya telah ada sejak zaman kerajaan Bali kuno, dan merupakan salah satu warisan kuliner yang diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Jajanan ini dulunya sering disajikan dalam upacara adat, sebagai simbol kesederhanaan dan rasa syukur kepada alam. Karena bahan-bahannya yang berasal dari alam seperti tepung beras, santan, dan gula merah, Laklak mencerminkan kearifan lokal masyarakat Bali dalam memanfaatkan hasil bumi.
Dalam tradisi Bali, jajanan seperti Laklak tidak hanya sebagai camilan, tetapi juga memiliki nilai spiritual. Biasanya, Laklak digunakan dalam sesajen atau upacara banten sebagai persembahan kepada dewa dan leluhur.
Proses Pembuatan Laklak
Laklak dibuat dari campuran tepung beras, santan, dan sedikit air daun pandan atau daun suji untuk memberikan warna hijau alami dan aroma khas. Adonan ini kemudian dituangkan ke dalam cetakan khusus dan dimasak di atas tungku tanah liat dengan bara api, memberikan rasa autentik yang sulit ditiru dengan metode modern.
Setelah matang, Laklak disajikan dengan parutan kelapa muda dan siraman gula merah cair yang telah dimasak dengan sedikit daun pandan. Kombinasi rasa gurih, manis, dan aroma pandan membuatnya sangat menggugah selera.
Laklak dan Tradisi Ngopi Pagi
Di Bali, tradisi minum kopi pagi atau ngopi sudah menjadi kebiasaan harian. Menyantap Laklak hangat dengan segelas kopi Bali asli menjadi perpaduan sempurna untuk mengawali hari. Rasa manis dari Laklak seimbang dengan pahitnya kopi, menciptakan sensasi yang memanjakan lidah.
Banyak warung kopi tradisional di Bali, terutama di daerah Gianyar, Bangli, dan Karangasem, masih menyajikan Laklak sebagai menu utama pendamping kopi. Bahkan beberapa pelaku UMKM dan penjual kaki lima menjadikan Laklak sebagai daya tarik utama untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Penutup
Jajan Laklak Bali bukan sekadar camilan biasa. Ia adalah simbol budaya, sejarah, dan kebersamaan dalam tradisi Bali. Jika Anda berkunjung ke Pulau Dewata, sempatkan mencicipi Laklak di pagi hari bersama secangkir kopi Bali hangat. Rasakan cita rasa klasik yang menyatu dengan kehangatan budaya lokal.
Sumber: Berbagai sumber, Editor: DAW
